Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menyoal Dasar Ilmiah Label Zona Hitam Covid-19

14 Juli 2020   21:27 Diperbarui: 14 Juli 2020   21:19 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian pembaca mungkin akan menerima --taken for granted-- isi berita bahwa memang betul zona hitam itu ada, dan kotanya adalah Surabaya dan Solo. Zona hitam dipersepsikan lebih parah dibandingkan zona lain, yang walaupun pada kenyataanya tidak seperti data yang ada.

Sebagian pihak mungkin memandang bahwa labelisasi di luar kategori itu bermaksud untuk memberikan peringatan keras bagi warga kota yang bersangkutan. Dalam hal ini Walikota Solo, FX Rudyatmo dan Ketua Satgas Covid-19 Solo, Ahyani. Namun alangkah harmonisnya jika maksud baik itu dilandasi dasar ilmiah yang disepakati para ahli yang berkompeten (kompas.com, 13/07/2020).

Tetapi persoalan akurasi untuk berita berkadar ilmiah tinggi adalah satu hal lain yang berbeda dan sensitif.

Dalam percakapan sehari-hari adalah hal yang lumrah jika pembicara menggunakan kata sifat untuk memperkuat pernyataan agar menarik minat pendengar. Dalam dunia medsos,  atau bahkan artikel opini, penggunaan kata sifat juga punya kecenderungan yang lebih tinggi. Tetapi dalam artikel berita?

Seharusnya suara pakar --dan sesuai bidangnya-- didahulukan untuk disampaikan melalui berita sebagai panduan bagi warga kebanyakan.

Tentu hal itu tidak selalu mudah. Dalam dunia ilmiah pada kenyataannya tidak semua permasalahan memiliki kata sepakat dari para suhu yang berkecimpung di dalamnya. Tetapi justru di sanalah peran penting jurnalistik, menyodorkan berbagai sudut pandang dengan jernih sehingga dapat menjadi panduan masyarakat dan para pengambil keputusan.

Hal-hal demikian yang agaknya cukup krusial akhir-akhir ini. Kita berada pada masa di mana suara (segelintir) pakar bisa tak kalah provokatifnya dibanding dengungan awam, berkat massifnya medsos dalam kehidupan sehari-hari. Voice  semakin  hilang tertelan oleh dominasi noise.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun