Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Extraordinary: Menhan Prabowo Mencangkul, Mentan Yasin Limpo Jualan Obat

11 Juli 2020   21:42 Diperbarui: 19 Juli 2020   16:34 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografis luas lahan proyek strategis pembangunan food estate (indonesiabaik.id).

Prabowo punya mainan baru sekarang,  selain tank dan pesawat tempur.

Biar tidak jenuh di kabinet, Jokowi memberi menhan tambahan job, hitung-hitung sebagai klangenan. Mantan bos HKTI itu dipercaya untuk memimpin proyek mencetak sawah 178.000 hektar. Lokasinya di Kapuas dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Dulu tahun 1995 pernah ada proyek serupa yang lebih besar di lokasi yang sama, 1,45 juta hektar. Proyek orde baru bernama PLG, Pengembangan Lahan Gambut. Proyeknya entah ke mana, tetapi gambutnya masih ada.

Mengapa tidak Syahrul Yasin Limpo? Bukankah menteri sawah dan ladang ini lebih mustahak?

Betul, seharusnya beliau yang menjadi the man behind the cangkul. Namun kesibukan akhir-akhir ini agaknya cukup menyita waktu hingga khawatir konsentrasinya pecah. Yasin Limpo tengah mengerjakan proyek riset rahasia, menemukan formula kalung ajaib cap elang.

Kalung tersebut rencananya jadi obat pamungkas, penutup riwayat corona yang sudah beredar terlalu lama. Kalaupun tak manjur tak apalah, bisa jadi penghalau masuk angin atau menghilangkan gatal-gatal akibat gigitan serangga.

Berbagai jenis produk olahan berbahan dasar Eucalyptus untuk menangkal virus corona yang dihasilkan Kementan (detik.com).
Berbagai jenis produk olahan berbahan dasar Eucalyptus untuk menangkal virus corona yang dihasilkan Kementan (detik.com).
Sebagai menteri di zaman extraordinary semua kru kabinet harus all-round, serba bisa. Setiap personal wajib mampu otodidak dengan kecepatan belajar di atas rata-rata. Nadiem Makarim nanti yang akan kasih trik-triknya, kiat sukses belajar tanpa (kehadiran) guru di zaman corona.

Pengen bukti?

Menteri Luhut contoh terbaiknya, mampu menjawab bermacam tantangan di segala bidang. Asal jangan disuruh jadi menteri urusan agama saja, nanti banyak penghulu KUA yang marah-marah.

Lantas, apa yakin Prabowo bisa nyangkul?

Seratus persen percaya. Jangan pernah sedikit pun meragukan kemampuan Prabowo menyelesaikan penugasan dari Pak Dhe. Selain pernah mengurus paguyuban kaum tani, Prabowo juga jelek-jeleknya adalah mantan menantu daripada Soeharto.

Dulu zaman mertuanya berkuasa, petani mendapat perhatian lewat beraneka program seperti Bimas dan Inmas. Para petani saat itu mendapat macam-macam penyuluhan pula. Tak sekadar membajak sawah, sekali tempo mereka juga refreshing dikasih game pertanian bernama Kelompencapir, tayang di TVRI.

Bekal ilmu Pak Menhan harus lengkap. Teori wajib beriringan dengan pengenalan kondisi lapangan.

Bersama presiden dan rombongan, mantan Danjen Kopassus itu ikut meninjau lokasi tanggal 9 Juli lalu di Pulang Pisau. Di tempat itulah presiden ingin membuat lumbung pangan atau food estate sebagai  bagian dari rencana besar membangun ketahanan pangan.

Agar target tidak meleset, Jokowi meluangkan waktu memberi detail arahan sementara Prabowo mencatat dengan seksama; mengingatkan gaya pejabat Korut bersama Kim Jong Un dalam kunjungan kerja.

Presiden Jokowi (kompas.com, 10/07/2020):

"Dan leading sector-nya nanti akan, karena ini menyangkut cadangan strategis pangan kita, akan kita berikan kepada Pak Menhan (Prabowo) yang tentu saja didukung oleh Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) dan juga Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono)."

Membangun lumbung pangan itu penting, berkaitan dengan fokus pemerintah saat ini: Covid-19 dan ekonomi. Keduanya harus ditangani dengan baik agar kita tidak terjebak krisis. Tidak ada yang tahu bagaimana ujung pandemi nanti, meski kita maunya cepat pulih.

Ekonomi dunia sama di mana-mana, saat ini dibayang-bayangi paceklik. Sudah begitu, masih ada negara-negara yang gatal menarik pelatuk bedil pengen perang. Mungkin sandiwara --biar harga alutsista naik--, mungkin juga serius. Kalau tetangga sebelah sana perang kita pasti terimbas.

Menghadapi skenario apapun yang nanti terjadi, pangan itu penting. Dalam kondisi damai atau gaduh, makan tetap nomor dua. Yang pertama niat.

Mustahil tentara semangat latihan kalau perutnya keroncongan; pegawai negeri juga harus sarapan sebelum berangkat kerja. Perut kenyang kerja pun senang.

Infografis luas lahan proyek strategis pembangunan food estate (indonesiabaik.id).
Infografis luas lahan proyek strategis pembangunan food estate (indonesiabaik.id).
Momentum pandemi corona adalah saat yang tepat untuk insyaf.

Kurang apa Indonesia. Tanah luas, lautan lega, matahari bersinar sepanjang tahun meski musim penghujan. Beda dengan Alaska.

Tenaga kerja juga melimpah. Jutaan orang menganggur dan jutaan lainnya setengah menganggur. Di hutan dan di laut, rupa-rupa hewan dan tumbuhan ribuan jumlahnya. Keanekaragaman genetik adalah modal utama untuk menopang ketersediaan pangan.

Tentu semua harus bergerak. Yasin Limpo --setelah urusan kalung ajaib rampung-- bisa menarik picu untuk menyalakan sinergi antarkomponen.

Sawah-sawah yang terlantar digarap lagi, lahan-lahan tidur dibangunkan lagi. Riset juga tak boleh kalah dari Thailand atau Vietnam. Masak sepakbola kalah, pertanian juga keok? Kementan harus jadi pelopor terdepan, bersama Menhan Prabowo, mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun