Dulu zaman mertuanya berkuasa, petani mendapat perhatian lewat beraneka program seperti Bimas dan Inmas. Para petani saat itu mendapat macam-macam penyuluhan pula. Tak sekadar membajak sawah, sekali tempo mereka juga refreshing dikasih game pertanian bernama Kelompencapir, tayang di TVRI.
Bekal ilmu Pak Menhan harus lengkap. Teori wajib beriringan dengan pengenalan kondisi lapangan.
Bersama presiden dan rombongan, mantan Danjen Kopassus itu ikut meninjau lokasi tanggal 9 Juli lalu di Pulang Pisau. Di tempat itulah presiden ingin membuat lumbung pangan atau food estate sebagai  bagian dari rencana besar membangun ketahanan pangan.
Agar target tidak meleset, Jokowi meluangkan waktu memberi detail arahan sementara Prabowo mencatat dengan seksama; mengingatkan gaya pejabat Korut bersama Kim Jong Un dalam kunjungan kerja.
Presiden Jokowi (kompas.com, 10/07/2020):
"Dan leading sector-nya nanti akan, karena ini menyangkut cadangan strategis pangan kita, akan kita berikan kepada Pak Menhan (Prabowo) yang tentu saja didukung oleh Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) dan juga Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono)."
Membangun lumbung pangan itu penting, berkaitan dengan fokus pemerintah saat ini: Covid-19 dan ekonomi. Keduanya harus ditangani dengan baik agar kita tidak terjebak krisis. Tidak ada yang tahu bagaimana ujung pandemi nanti, meski kita maunya cepat pulih.
Ekonomi dunia sama di mana-mana, saat ini dibayang-bayangi paceklik. Sudah begitu, masih ada negara-negara yang gatal menarik pelatuk bedil pengen perang. Mungkin sandiwara --biar harga alutsista naik--, mungkin juga serius. Kalau tetangga sebelah sana perang kita pasti terimbas.
Menghadapi skenario apapun yang nanti terjadi, pangan itu penting. Dalam kondisi damai atau gaduh, makan tetap nomor dua. Yang pertama niat.
Mustahil tentara semangat latihan kalau perutnya keroncongan; pegawai negeri juga harus sarapan sebelum berangkat kerja. Perut kenyang kerja pun senang.
Kurang apa Indonesia. Tanah luas, lautan lega, matahari bersinar sepanjang tahun meski musim penghujan. Beda dengan Alaska.
Tenaga kerja juga melimpah. Jutaan orang menganggur dan jutaan lainnya setengah menganggur. Di hutan dan di laut, rupa-rupa hewan dan tumbuhan ribuan jumlahnya. Keanekaragaman genetik adalah modal utama untuk menopang ketersediaan pangan.