Tantangan debat ekonomi Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) kepada pegiat medsos disambut baik Rizal Ramli (RR). Rencananya dalam debat tersebut akan  bergabung pula dosen senior UI, DR. Djamester Simarmata (kompas.com. 10/ 06/ 2020).
Untuk memanaskan mesin, tak lupa masing-masing pihak adu urat syaraf bak petarung UFC, psy-war. RR yang kerap mengkritisi menkeu, menuntut semua tim ekonomi Jokowi mundur kalau mereka kalah debat; dan sebaliknya, ia akan berhenti mengkritik pemerintah kalau dirinya yang kehabisan kata-kata.
LBP santai menanggapi.
"Enak di elu dong kalo taruhannya cuma gitu doang!" Begitu menurut bahasa anak nongkrong. Mantan Jenderal Kopassus itu pura-pura tidak terima taruhan RR yang dinilainya tidak sepadan.
Sosok  DR. Djamester juga ternyata sudah sering memberi masukan kepada pemerintah via twitter. Namun demikian pihak yang ditujunya bukan LBP. Sama seperti RR, yang menjadi sasaran kritik adalah koleganya sendiri di UI, Menkeu Sri Mulyani Indrawati (SMI).
Menurut Djamester seperti dikutip gelora.co, tidak benar teori utang luar negeri pemerintah masih aman kalau jumlahnya di bawah 60 persen dari PDB. Dosen senior FEUI ini berpendapat bahwa yang 60 persen itu adalah total utang dalam dan luar negeri  yang Indonesia sudah mencapai ambang itu.
Menghadapi lawan-lawan pengkritiknya, SMI pasti paham landasan teoritis dan metode penerapan yang mereka ajukan. Tetapi dalam soal implementasi kebijakan, teori-teori yang ada itu hanyalah sederet pilihan yang harus diambil dengan segala konsekuensinya. Dan SMI sebagai eksekutif harus punya keberanian untuk mengambil keputusan. Â
Meski tahu bahwa menkeu siap dengan penjelasan --seperti yang biasa dilakukan dalam dialog dengan DPR-- tapi Menko Luhut juga paham bahwa tidak akan kondusif jika SMI yang berhadapan langsung; baik dengan kang kepret RR, maupun Djamester. Maka Luhut kemudian mengambil langkah menengahi dengan harapan baik untuk semua pihak.
Melalui debat (baca: dialog) Luhut jadi punya media efektif untuk mensosialisasikan kebijakan pemerintah. Dan, melalui media yang sama pula pemerintah punya model saluran untuk menyerap aspirasi warga secara elegan. Setidaknya bukan monolog satu arah dalam debat kusir yang kacau di jagat maya.
Secara pribadi LBP memiliki cukup kedekatan dengan Rizal Ramli mengingat keduanya sama-sama mantan kabinet Gus Dur. Tetapi langkah melibatkan Prof. Djamester tampaknya merupakan hasil perhitungan yang sudah matang. Dengan kehadiran pihak ketiga maka fokus perhatian publik tidak melulu tertuju pada rivalitas opini antara dirinya sebagai wakil pemerintah dengan RR sebagai representasi pihak oposisi.
Keikutsertaan seorang akademisi yang berintegritas dan non-partisan akan membuat debat LBP dengan RR lebih sulit meruncing seperti harapan kelompok tertentu. Dan karenanya lebih sukar pula di-framing untuk menyudutkan pemerintah karena bobotnya akan ditarik condong ke arah sains daripada politik. Dengan kata lain, langkah Luhut memancing RR untuk berdebat adalah sekaligus juga langkah mengisolir RR dari oposan lain.
Bagaimana kelanjutan debat dan hasil-hasilnya, masih akan kita tunggu hingga selesai nanti. Tetapi lewat strategi Menko Luhut tadi pemerintah sudah menang beberapa langkah untuk menelikung oposan-oposan yang tidak tertib dan asal-asalan.***
*) Update: 11/06/2020 pukul 05.43
Rizal Ramli tiba-tiba menyatakan batal hadir secara sepihak dan mengatakan bahwa tantangan LBP "ngawur" (kompas.com).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H