Kim Jong-un diyakini sudah meninggal dunia sejak sepekan lalu, demikian dikatakan seorang pembelot Korea Utara yang hijrah ke Seoul, Ji Seong-ho. Andai benar apa yang dikatakannya maka  sepekan terakhir ini menjadi  misteri bagi media, apa yang sedang terjadi di negara komunis tersebut.
Setelah absen pada perayaan hari besar utama yaitu ultahnya  founding father Korut, Kim Il-sung, media  terus memantau dan melacak keberadaan Kim Jong-un.
Rumor sempat berkembang, pemimpin Korut itu terluka saat uji coba rudal. Kabar lain berspekulasi bahwa ia sakit jantung mendadak dan dokter yang menanganinya gagal memasang stent pembuluh darah akibat gugup dan gemetaran.
Kabar baik paling optimis menyebutkan bahwa  diktator  ketiga Korut itu dalam kondisi baik dan sedang tetirah di villa mewahnya di Wonsan. Ia menghindari corona setelah pengawal dekatnya (atau dokter pribadinya) terinfeksi wabah mematikan itu, Covid-19.
Ji Seong-ho, pembelot Korut (detik.com, 01/05/2020):
"Saya bertanya-tanya berapa lama dia bisa bertahan setelah operasi kardiovaskular. Saya telah diberitahu bahwa Kim meninggal akhir pekan lalu. Itu tidak 100 persen pasti, tetapi saya dapat mengatakan kemungkinannya adalah 99 persen. Korea Utara diyakini bergulat dengan masalah suksesi yang rumit."
Sebagai  kepala negara yang masih muda kondisi Jong-un berada di antara dua rumor yang bertolak belakang.
Cucu pendiri Korut itu diyakini sebagai penikmat kemewahan dan kekuasaan yang nyaris tanpa batas. Negara boleh miskin tetapi fasilitas kesenangan buat dirinya tak ada yang terlarang. Apa pun yang diinginkan harus ada; jika tidak produksi sendiri maka impor pun jadi. Dengan gaya hidup seperti itu plus kebiasaan merokok dan kurang olahraga  tak heran Jong-un didera obesitas dan sakit jantung.
Rumor  sebaliknya justru menilai bahwa Jong-un adalah pemimpin yang suka bekerja keras. Demikian keras memikirkan negara sehingga ia abai dengan kesehatannya sendiri.
Suksesi terkendalaÂ
Jika Kim Jong Un meninggal  akibat serangan jantung --dan kegagalan operasi kardiovaskuler-- maka Korut saat ini memang berada dalam kondisi dilematis.
Keluarga terdekat yang berpeluang jadi penerus  masing-masing  memiliki  kendala yang terlalu sulit dikompromikan saat ini.
Kim Yo-jong sebagai adik perempuan yang belakangan sering tampil menangani  peran-peran publik diyakini masih belum mampu menembus dinding budaya patriarki  Korut yang kaku. Sementara kakak laki-laki tertua yaitu Kim Jong-chol dianggap terlalu kemayu untuk memimpin sebuah negara (diktator) oleh bapak mereka sendiri yaitu mendiang Kim Jong-il. Setidaknya demikian menurut koki sushi pribadi keluarga Kim asal Jepang, Kenji Fujimoto.
Leif-Eric Easley, associate professor, Ewha Womans University (independent.co.uk, 26/04/2020):
"The North Korean system could not continue in its current ideological and institutional form without an adult male descendant of Kim Il-sung."