Peta oposisi sendiri saat ini terdiri dari 2 golongan secara garis besar; kalangan senior angkatan-98 ke belakang  dan angkatan milenial yang seumuran dengan para stafsus milenial itu. Banyak dari mereka yang matang secara politik di "jalanan" atau track record akademis yang lumayan. Mereka  terlatih secara baik dalam beradu argumen atau melakukan manuver-manuver penuh trik.
Jadi masuk akal jika kemudian sisi lemah struktur pemerintahan Jokowi di stafsus milenial ini yang kemudian digarap oposisi. Dua sudah rontok dan --seperti Mardani katakan-- mungkin ada lagi yang akan menyusul.
Bagi Jokowi kondisi tersebut secara tidak langsung menjadi pembuktian dan penyelamatan.
Kita andaikan jika ada satu atau dua kursi menteri yang jatuh ke tangan milenial dan kemudian terjadi blunder; dapat kita bayangkan bagaimana remuknya reputasi Jokowi jika hal itu terjadi. Beruntung yang kemudian jadi kenyataan hanya pada level "aksesoris", yang tidak berkaitan langsung dengan keputusan-keputusan eksekutif.
Bagi PKS mundurnya 2 stafsus presiden mungkin sangat perlu dirayakan tetapi bagi Jokowi hal itu justru berarti penyelamatan dan penguatan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H