Dari penjelasan kronologi Kontras kita dapat membagi 3 fase penguasaan akun whatsapp Ravio.
Pertama, sebelum peretasan Ravio sempat mengirim pesan pada Stafsus Billy Mambrasar yang menyatakan bahwa ia tahu adanya konflik kepentingan Billy dalam proyek pemerintah di Papua.
Kedua, fase akun diretas di mana pada saat itu peretas mengirim pesan provokatif mengajak kerusuhan pada sejumlah kontak. Pada fase ini pesan kemungkinan terbaca salah satunya oleh penulis seword.com yang kemudian diangkat menjadi sebuah artikel.
Ketiga, Ravio kembali menguasai akunnya setelah sempat 2 jam jatuh ke tangan pihak yang belum diketahui identitasnya. Pada  fase terakhir itu Ravio menemukan sejumlah kejanggalan antara lain pesan SMS pengiriman OTP (One Time Password) yang menunjukkan adanya login dari handphone lain.
Sanggahan atas pangakuan Ravio dan Kontras
Meskipun penjelasan kronologi peretasan yang disampaikan Kontras dan Damar Juniarto cukup runtut dan masuk akal tetapi ternyata seorang pakar keamanan siber menemukan ada sejumlah kejanggalan.
Alfons Tanujaya dari vaksin.com yang mengungkap  hal tersebut.
Menurut Alfons peretasan akun hingga pemulihannya yang hanya memakan waktu 2 jam adalah sesuatu hal yang tidak masuk akal. Respon dari pihak whatsapp atas laporan Ravio yang langsung ditangani Head of Security-nya juga menurut Alfons adalah sesuatu yang tidak lazim. Harusnya ia hanya akan mengurus masalah peretasan apabila ada permintaan dari pihak pemerintah.
Alfons Tanujaya (cnnindonesia.com, 23/04/2020):
"Pekerjaan Head of Security mengamankan server WhatsApp dan pekerjaan lain yang lebih krusial, bukan mengurusi akun WhatsApp dibajak. Kalau pemerintah Indonesia secara resmi minta klarifikasi, baru itu urusan Head of Securiy." Â
Kejanggalan serupa juga disampaikan oleh akun el diablo @digeeembok yang dulu sempat membahas kasus BUMN Garuda.