Rabu, 08/04/2020, mantan Presiden SBY menulis surat terbuka di akun facebooknya, @SBYudhoyono.
Berlatar belakang penanganan corona, inti surat SBY meminta pemerintah atau pejabat untuk menahan diri tidak memperkarakan penghinaan, cacian, atau kritik dari warga. SBY memosisikan dirinya juga sebagai warga sekaligus mantan presiden 2 periode. Tidak ada sama sekali menyebut nama M Said Didu.
SBY dalam surat terbuka di facebook:
Apa yang ingin saya sampaikan dengan mengangkat kisah yang saya alami ini?
Ada kaitannya dengan situasi sekarang. Meskipun saya dulu tidak pernah mempolisikan mereka-mereka yang menghina saya, (lain halnya kalau memfitnah), melalui artikel ini saya menyerukan agar apa yang dulu dilakukan kepada saya, janganlah dilakukan kepada pemimpin-pemimpin yang lain.
Kamis sore, 09/04/2020, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, LBP, juga menulis surat terbuka, di akun medsosnya di instagram/@luhut.pandjaitan.
Perselisihan dengan Said Didu tampak begitu dalam menyentuh sisi paling sensitif psikologisnya. Padahal bukan sekali ini LBP menghadapi kritikan, hujatan, atau cacian.
LBP bahkan sampai menyinggung Sumpah Prajurit dan Sapta Marga yang ia pegang teguh selama 30 tahun sebagai TNI. Ia juga menyebut nama Gus Dur sebagai salah satu inspirator dalam karir dan kehidupannya.
Latar belakang itulah yang menjadi motivasi LBP untuk tidak bersikap anti kritik. Tetapi ketika sesuatu sudah "kelewat batas" terjadi atau sudah menyinggung sisi personal yang paling privat, maka satu tindakan tegas perlu dilakukan.
Dalam surat tersebut, sama dengan SBY, tidak disebut nama M Said Didu. Hanya ada satu kalimat penting tertulis di sana: setiap tindakan ada konsekuensinya!
Luhut Binsar Pandjaitan dalam surat terbuka di instagram:
Saya tidak pernah punya keinginan untuk membungkam kritik, karena bagi saya kritik adalah motivasi terbesar sebagai pejabat negara dalam merumuskan kebijakan yang bermanfaat. Bukan hanya bagi generasi saat ini, tetapi juga generasi anak dan cucu kita di kemudian hari.Â
Tapi saya juga ingin bangsa ini menjadi bangsa yang terdidik, yang terbiasa untuk saling kritik dan mendebat dengan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan dengan tuduhan tak berdasar yang menyerang pribadi orang lain.
Sebuah tuduhan kepada pribadi seseorang tentu juga akan mengenai sisi paling privat dari orang itu. Ini pula yang kemudian dirasakan oleh keluarga dan orang-orang terdekat saya.Â
Kronologi LBP berkasus dengan Said Didu
Flashback ke belakang, walaupun tidak ada nama mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, kedua surat terbuka jenderal purnawirawan tersebut tampaknya berkaitan dengan perseteruan antara LBP dengan Said Didu. Â
Polemik berawal dari pernyataan Said Didu, 27 Maret 2020, di chanel youtube-nya MSD.
Dalam wawancara dengan Hersubeno Arief, Didu antara lain mengatakan bahwa LBP menekan Menkeu Sri Mulyani untuk tidak mengganggu anggaran IKN, Ibu Kota Negara, agar tidak dialihkan untuk penanganan wabah corona. Dalam pernyataan itu Didu menyinggung LBP sebagai pejabat yang dianggap hanya berorientasi uang melulu.