Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Benarkah Persentase Kematian Akibat Wabah Corona di Indonesia Tinggi? Belum Tentu

19 Maret 2020   17:17 Diperbarui: 19 Maret 2020   18:07 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drive-thru pemeriksaan uji Coronavirus kepada pengendara mobil di Korea Selatan. Inovasi ini dilakukan untuk mempercepat menemukan warga yang terinfeksi virus Corona penyebab COVID-19 (en.yna.co.kr).

Jumlah korban meninggal dan kasus positif Corona di Indonesia meningkat tajam. Dari 7 orang meninggal bertambah 12 menjadi 19; sementara confirmed case menjadi 227 setelah ada kenaikan 55 kasus.

Hal tersebut dicatat media dengan narasi bahwa angka kematian di Indonesia akibat COVID-19 termasuk yang tertinggi di dunia. Lebih tinggi dari China, Iran, dan Italia. 

Media online detik.com dan kompas.com hari ini mencatat angka 8,37% tingkat kematian yang diperoleh dari data 19 orang meninggal dengan jumlah kasus positif sebanyak 227.

Jika mengacu data update hari ini (detik.com, 19/3/2020) dengan jumlah kematian 25 orang (penambahan 6  orang) maka persentase juga berubah karena belum ada catatan penambahan kasus positif COVID-19 lagi. Masih tetap 227 confirmed case.

Berarti persentase tingkat kematian menjadi 11,01%, ada kenaikan!

Angka tersebut perlu kita perhatikan. Ada dua kemungkinan penyebab mengapa angka itu begitu tinggi.

Yang pertama, persentase tingkat kematian tinggi bisa terkait dengan lamanya proses penanganan. Semakin lama  pasien memperoleh tindakan yang tepat maka hal itu tentu berpengaruh terhadap kesembuhannya.

Dalam pemberitaan sempat dibahas adanya rumah sakit yang mengaku tidak siap menangani pasien dengan gejala seperti Corona. Pasien dirujuk ke rumah sakit lain tanpa diantar. Jika benar demikian ada peluang keterlambatan penanganan terjadi.

Beberapa kasus pasien yang baru pulang dari luar negeri mungkin juga terlambat memeriksakan diri ke rumah sakit. Akibatnya setelah gejala sakit semakin buruk maka peluang kesembuhan tentunya juga berkurang.

Catatan data dan penelitian menyebutkan bahwa 3 hal berikut bisa meningkatkan risiko kematian pasien COVID-19.

Usia pasien di atas 80 tahun menghadapi risiko lebih besar dibanding pasien yang lebih muda. Selain faktor usia, adanya penyakit bawaan pada pasien akan membuat proses penyembuhan bertambah berat. Penyakit tersebut antara lain diabetes, stroke, pneumonia, dan hipertensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun