Apa maksudnya #IndonesiaButuhPemimpin?
Dari penelusuran di timeline dan tagar-tagar terkait lain, pada intinya itu bermaksud mengkritik (atau menyalahkan?) pemerintah dalam menangani Corona. Pemerintah dicitrakan lambat bergerak.
Canda Wapres Ma'ruf Amin soal susu kuda liar ikut terbawa-bawa; salam sikut dianggap pamer. Inti narasinya kurang menguntungkan rezim petahana. Hal-hal yang menurut penulis kurang esensial, yang diangkat oleh media-media mainstream dan lalu dibesar-besarkan.
Mestinya jika maksudnya mengkritisi maka yang disasar adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan. Bukan sesuatu yang terlalu umum dan sulit diuraikan implementasinya
Soal Corona Jokowi sendiri sudah membantah soal kelambatan penanganan (mediaindonesia.com, 13/3/2020).
Satgas Corona sudah dibentuk jauh-jauh hari, sejak Wuhan lockdown akhir Januari lalu. Operasi pemulangan WNI juga sudah selesai, sementara rumah sakit khusus karantina sedang dikebut.
Tapi apa daya, tiba-tiba Menhub mendadak Corona.
Angin semakin kuat menerpa istana
Berbagai pernyataan menteri-menteri kabinet dan kegiatannya lalu diusut satu demi satu setelah Menhub Budi Karya jadi confirmed case nomor 76. Flashback yang cenderung tidak memperhatikan konteks dan urutan kejadian.
Pernyataan Mahfud MD yang menyebut Indonesia bebas Corona dimaknai statis, padahal konteksnya adalah dinamika. Tetapi apa pedulinya politisi soal logika. Apa yang baik adalah apa yang terlihat menguntungkan bagi diri dan kelompoknya.
Lalu #IndonesiaButuhPemimpin itu mengarah pada siapa?