Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Karier Politik Anies Baswedan Terancam "Stunting"

24 Januari 2020   08:30 Diperbarui: 24 Januari 2020   11:51 4987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (24/10/2019).| Sumber: Kompas.com/Nursita Sari

Gerindra memiliki kursi lebih banyak di DPRD DKI dibanding PKS, sementara bergabungnya partai tersebut di tingkat pusat dengan koalisi pemerintah pasti berpengaruh signifikan. 

DKI harus dapat mereka "kendalikan" dengan menempatkan kadernya untuk mendampingi Anies Baswedan.

Meskipun jatah wagub DKI sebenarnya jatah PKS, pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin mengatakan bahwa kesempatan itu tampaknya akan hilang (Liputan6.com, 22/1/2020).

Menurut Ujang selain faktor popularitas calon, gaya komunikasi PKS yang kurang disukai internal DPRD DKI akan mempersulit langkah Nurmansyah.

Bagi Anies, memang lebih enak berpasangan dengan Nurmansyah karena posisinya cenderung lebih superior. Sementara, menghadapi Riza Patria tentu lain; terbitnya matahari kembar di Pemprov DKI bisa-bisa terjadi.

Pertengkaran Pemprov DKI dengan pusat terkait penanganan banjir dan polemik revitalisasi kawasan Monas pasti membuat koalisi Jokowi berpikir bahwa sumber persoalan harus dikontrol sejak dari hulunya.

Dengan posisi Ahmad Riza Patria sebagai wagub, proses pengambilan keputusan di DKI akan lebih transparan bagi koalisi petahana sehingga dapat dicegah agar tidak tidak berbenturan dengan agenda pelaksanaan program-program mereka.

Anies minim dukungan parpol 

Anies Baswedan (kumparan.com/ Fanny Kusumawardhani).
Anies Baswedan (kumparan.com/ Fanny Kusumawardhani).
Sejauh ini Anies Baswedan belum menjadi anggota parpol manapun. Status non-partainya tersebut tidak menguntungkan untuk kariernya di masa depan.

Keputusan parpol pengusung untuk memilih Anies dalam pilkada lalu lebih berdasarkan pada kepentingan sesaat untuk mencegah Basuki Tjahaja Purnama menduduki kursi DKI 1. Tujuan itu sudah tercapai.

Saat ini partai yang relatif masih dapat menerima Anies apa adanya kelihatan hanya PKS saja. Hal itu bisa menjadi pertimbangan bagi Anies kelak untuk masuk menjadi kader agar dapat memperbaiki posisi politiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun