Di Singapura, penerus Sri Mulyani di World Bank ini adalah seorang Asisten Profesor di Lee Kuan Yew School of Public Policy. Sementara di Australia beliau mengajar di Crawford School of Public Policy, Australian National University.
Selain kampus, lembaga riset juga adalah habitat yang memerlukan keahliannya. Mari Elka adalah seorang peneliti di Biro Riset Ekonomi dan Direktur Eksekutif CSIS, Centre of Strategic and International Studies.
Pendidikannya ditempuh di 2 universitas di luar negeri.
Mari Elka memperoleh ijazah  S1 dan S2 bidang ekonomi dari Australian National University. Kemudian ia lanjut ambil S3 dan mendapatkan gelar Ph.D dari California University, Davis.
Tetapi tak ada gading yang tak retak. Setiap gajah punya musuhnya masing-masing.
Dalam catatan media Mari Elka juga ternyata pernah kena kepret Rizal Ramli, sama seperti nasib Sri Mulyani "Si Ratu Utang".
Tahun 2010 Rizal Ramli mengkritik kebijakan Menteri Mari Elka kala itu yang dianggapnya berdagang secara gelondongan tanpa memilah-milah mana yang profit. Kebijakan itu menurut Rizal Ramli bersifat dogmatis dan berbahaya.
Rizal Ramli (okezone.com, 19/10/2010):
"Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu harus mundur dari jabatannya, karena telah bertindak ceroboh. Seharusnya, kalau mau memanfaatkan free trade jangan melakukan impor gelondongan. Tapi struktural, seperti cokelat dan kelapa sawit misalnya."
Demikianlah sekilas profil Mari Elka kurang lebihnya. Semoga dengan jabatan barunya beliau tidak hanya mengharumkan nama Indonesia tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi perekonomian global yang lebih adil.
"Selamat bekerja Prof. Mari!"***
Referensi pendukung: