Setelah Jokowi dan Megawati, Prabowo lanjut safari politik dengan menemui Surya Paloh malam tadi, 13 Oktober. Tidak banyak yang dibicarakan, pun soal jatah menteri. Hanya sekadar obrolan untuk mencari titik persamaan, katanya. Ada memang 3 kesepakatan termasuk soal amandemen UUD 1945, tetapi itu normatif sekali. Tidak mengikat karena tafsirnya bisa sangat luas.
Bertemu bos Nasdem itu penting bagi Prabowo kalau ingin merapat dengan incumbent. Selain PDIP, Nasdem adalah partai koalisi pengusung Jokowi-Maruf yang cukup solid. Prestasi raihan suaranya mantap, meninggalkan PPP dan Golkar jauh di belakang.
Agar dapat diterima jadi "anggota" baru koalisi, Puan Maharani mengatakan harus ada kesepakatan anggota koalisi lama. Ketika isu Gerindra dapat posisi menteri berhembus kencang, Ketua DPP PDIP itu secara diplomatis menjawab bahwa Jokowi belum mengajak koalisi untuk bicara.
'Hilal' jatah menteri untuk Gerindra dalam kabinet Jokowi-Maruf tampaknya kian terang.  Poyuono sudah kasih unjuk 3 nama: Fadli Zon, Sandiaga, dan Edhy Prabowo. Posisinya yang ramai dibahas di twitter yaitu: Mentan, Menteri BKPM, atau mungkin Menhan, jika Prabowo yang masuk. Belakangan, Kapitera Ampera yang sudah menjadi politisi PDIP mengakui bahwa permintaan Gerindra itu rasional.
Sinyal yang lain yaitu mendadak kalemnya Fadli Zon yang biasanya usil sepanjang hayat pemerintahan Jokowi. Ada saja yang bisa dia utak-atik, betapapun tidak pentingnya.
Belakangan Waketum Gerindra ini seperti sedang ngadem.Â
Seputar tikaman Abu Rara untuk Wiranto, atau dipecatnya Dandim Kendari Fadli Zon tidak banyak bicara. Juga soal Wamena. Sebagai pembanding bolehlah kita lihat Rocky Gerung atau Andre Rosiade. Seperti itulah Fadli Zon yang 'normal' seharusnya.
Saat ditanya isu seputar posisi menteri Fadli Zon mengatakan bahwa keinginannya adalah untuk beroposisi. Tetapi mana bisa begitu lanjutnya, keputusan tetap ada di partai.Â
Dari pernyataan itu bisa kita baca: Zon sedang ambil ancang-ancang menyusun alibi.
Gelagat lainnya adalah gerak-gerik Sandiaga yang kembali masuk dengan Gerindra. Andai partai garuda merah itu teguh beroposisi Sandi Uno takkan melirik lagi. Tidak strategis untuk karir politik ke depan.
Nah, sampai di sini bisa kita lihat betapa lincahnya manuver Prabowo. Belum ada politisi Indonesia yang seperti dia.