Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menelusuri Jejak Musang Pandan

10 Agustus 2019   20:16 Diperbarui: 11 Agustus 2019   17:20 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jejak musang, tampak beraneka biji-bijian berserakan di lantai tembok beton. Sebutir biji tampak telah berkecambah dengan media debu, kayu lapuk, dan cat tembok yang terkelupas (dokumentasi pribadi)

Sebagai hewan pemangsa ayam, reputasi musang di kampung saya dahulu sudah dikenal sejak lama. Bahkan jika ada kasus kehilangan unggas peliharaan tersebut, musang selalu termasuk salah satu tersangka selain anjing atau kucing. Bisa juga pencuri yang manusia.

Meskipun merupakan hama yang populer, sangat jarang warga bertemu omnivora itu secara langsung dalam jarak dekat. Kecuali di gambar atau film, saya juga belum pernah melihat secara live aksi hewan yang juga disebut careuh atau luwak itu.

Jendela kamar dengan view waktu malam. Bagian terang di sebelah kanan atas adalah langit Jakarta. Tepat di bawah jendela ada pagar tembok pembatas dan saluran air hujan yang menjadi jalan perlintasan musang di malam hari (dokumentasi pribadi).
Jendela kamar dengan view waktu malam. Bagian terang di sebelah kanan atas adalah langit Jakarta. Tepat di bawah jendela ada pagar tembok pembatas dan saluran air hujan yang menjadi jalan perlintasan musang di malam hari (dokumentasi pribadi).
Bagaimana bisa bertatap muka? Musang adalah hewan nokturnal, aktif di malam hari, geraknya sangat gesit keluar masuk semak. Penglihatan malamnya sangat tajam. Dari jauh dia dapat melihat kehadiran kita, sementara kita hanya dapat menatap kegelapan malam.

Di kebun binatang musang juga sepertinya tidak masuk daftar peliharaan favorit karena bukan termasuk hewan yang dilindungi atau langka.

Jejak musang, tampak beraneka biji-bijian berserakan di lantai tembok beton. Sebutir biji tampak telah berkecambah dengan media debu, kayu lapuk, dan cat tembok yang terkelupas (dokumentasi pribadi)
Jejak musang, tampak beraneka biji-bijian berserakan di lantai tembok beton. Sebutir biji tampak telah berkecambah dengan media debu, kayu lapuk, dan cat tembok yang terkelupas (dokumentasi pribadi)
Ironisnya, setelah tinggal di kota saya justru dapat melihat langsung kehidupan musang di ‘alam liar’. Saat menempati rumah di daerah perbatasan Banten-Jakarta, tepat di bawah jendela kamar terdapat pagar tembok yang menjadi jalur perlintasan musang!

Kehadiran si pemakan biji kopi ini ditandai dengan aroma pandan yang kuat sehingga hewan ini mendapat julukan tambahan yaitu musang pandan.

Beberapa biji berhasil tumbuh, disemai dalam wadah kecil dengan media tanah. Saya belum tahu bibit pohon apakah ini? (dokumentasi pribadi).
Beberapa biji berhasil tumbuh, disemai dalam wadah kecil dengan media tanah. Saya belum tahu bibit pohon apakah ini? (dokumentasi pribadi).
Pertama kali tinggal, seorang tetangga sudah memberitahu soal si belang hitam ekor panjang ini. Namun cukup exciting juga ketika benar-benar melihat sosoknya secara langsung pada jarak yang sangat dekat. Antara 1-2 meter, terpisah jendela kaca, sementara lampu kamar dimatikan.

Untunglah cahaya bulan cukup membantu pengamatan hewan yang kadung dianggap suka menyamar jadi ayam ini. Dia berjalan cukup cepat, setengah berlari. Dari sekian kali kesempatan, tidak pernah sekalipun sempat saya abadikan dengan kamera gawai.

Sebagai hewan urban tampaknya dia sudah lebih toleran dengan kehadiran manusia meski masih tetap menjaga jarak aman.

Setelah rumah direnovasi, posisi jendela yang bersebelahan dengan jalan favorit si codet --saya kasih nama begitu-- kemudian berubah. Sayang sekali.

Tetapi rupanya perubahan posisi arsitektur rumah membuat satu tempat di pojok atas bagian belakang jadi agak terisolasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun