Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Sindiran Fadli Zon dan Acara Wayangan di Istana Merdeka

3 Agustus 2019   05:05 Diperbarui: 3 Agustus 2019   05:29 3300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas tidak ada yang aneh membaca berita acara wayangan  di halaman Istana Merdeka yang menghadirkan dalang legendaris Ki Manteb Soedharsono.

Yang unik, dalam acara rangkaian peringatan HUT RI ke 74 itu tersebut Jokowi dan Ki Manteb saling bertukar menyerahkan wayang Kresna, sosok wayang sakti yang dianggap titisan Wisnu, Sang  Pemelihara Semesta. Lakon yang dimainkan juga selaras, judulnya yaitu  'Kresno Jumeneng Ratu'  yang berarti 'Kresna Menjadi Raja'.

Di sinilah mulai terasa asyiknya.

Lakon itu menurut politikus PDIP Eva Kusuma Sundari  bermakna bahwa Jokowi yang mau 'jumeneng' atau dilantik itu ingin menjadi sosok pemelihara seperti halnya Kresna, seorang raja yang bijaksana.

Tanggapan yang lebih mendalam mengenai lakon wayangan di istana datang dari ISI, Institut Seni Indonesia, di Surakarta.

Prof. Soetarno, dosen ISI, mengatakan bahwa lakon 'Kresna Jumeneng Ratu' itu tidak ada dalam pakem. Babon pewayangan hanya  menyajikan lakon 'Kresno Pujangga'.

Mantan Rektor ISI itu kemudian lanjut mengupas bahwa lakon kreasi baru dalam cerita pewayangan adalah hal yang biasa. Lakon bisa berkembang menyesuaikan dengan situasi terkini, pesanan penanggap, atau murni kreativitas sang dalang.

Berbeda dengan tafsir  versi politikus PDIP dan dosen ISI, penulis malah teringat sindiran Fadli Zon beberapa bulan lalu.

Dalam diskusi di Seknas Prabowo-Sandi, Fadli Zon mengungkap cerita wayang kreasi  'Petruk Dadi Ratu' untuk  menyindir Jokowi. Inti cerita wayang itu adalah kisah Petruk yang diangkat jadi raja bergelar Prabu Kantong Bolong.  Setelah wahyu keprabon hilang kembalilah Petruk menjadi seperti sedia kala. Apa yang dilakukannya selalu salah.

Sebelum sindiran yang menuai komentar balik itu, Fadli Zon juga pernah membuat puisi berjudul sama: 'Petruk jadi Raja', November 2018.

Ada titik temu di sini, soal imajinasi siapa sosok ratu atau raja itu. Fadli Zon menggiring opini ke arah Petruk, Jokowi meluruskannya: sosok yang jadi ratu itu adalah Kresna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun