Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

"Politik Rel Ganda", Aksi Balasan AHY atas Kegagalan Jadi Cawapres

8 Maret 2019   16:22 Diperbarui: 8 Maret 2019   18:07 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bis Partai Demokrat yang mempromosikan AHY (solo.tribunnews.com).

Belum berhasil  meraih tampuk DKI 1, Agus Harimurti Yudhoyono mencoba peruntungannya di dunia politik dengan menjajagi semua kemungkinan terbaik untuk berlaga di Pilpres 2019. Seluruh sumber daya keluarga dan partai dikerahkan untuk mewujudkan mimpi anak sulung mantan presiden asal Pacitan ini.

Bagai  pendulum berayun, AHY bergerak secara konsisten untuk  mendekati, baik ke kubu petahana maupun ke kubu oposisi.  

Jokowi sebagai petahana tampak  belum begitu yakin akan kapasitas Komandan Kogasma Partai Demokrat tersebut.

Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, ketiban mandat untuk menemui AHY ketika datang menyambangi istana.  Yang terjadi mungkin malah Gibran mengira AHY mau kerjasama buka franchise Markobar, usaha martabak miliknya.

Peluang terbaik yang diperoleh AHY diberikan kubu Prabowo, dalam beberapa kesempatan di depan media, Prabowo memberi sinyal positif.
Puncaknya adalah menjelang penentuan keputusan siapa tandem  yang akan mendampingi Prabowo maju di pilpres.

Pada saat itu momentumnya bersamaan juga dengan ulang tahun AHY ke-40. Tiket cawapres disebut-sebut akan menjadi hadiah terpenting baginya  pada perayaan ultah itu. 

Bis Partai Demokrat yang mempromosikan AHY (solo.tribunnews.com).
Bis Partai Demokrat yang mempromosikan AHY (solo.tribunnews.com).
Apa yang terjadi kemudian sudah kita maklumi bersama. Prabowo memilih kader partai yang masih satu atap, Sandiaga Uno. 

Demokrat terpaksa menerima dua nasib buruk akibat manuver Prabowo tersebut.

Menerima kenyataan AHY gagal cawapres, dan menerima kenyataan Demokrat tidak bisa gabung ke kubu Jokowi karena loket pendaftaran mereka sudah tutup.

Akibatnya Demokrat harus rela bergabung dengan Gerindra dalam satu koalisi karena sudah tidak cukup waktu untuk membentuk koalisi sendiri.

Pasca AHY gagal cawapres Demokrat-Gerindra mulai renggang

Di tangan SBY, Demokrat bermain relatif lurus. Gejala kader Demokrat yang bermain setengah hati sedapat mungkin ditutupi.

Pada acara Pidato Kebangsaan oleh Prabowo di JCC 14 Januari, SBY masih menyempatkan diri untuk hadir. Sebelum acara tersebut SBY bahkan jalan beriringan dengan Prabowo untuk kemudian ditinggal karena Prabowo malah asyik sendiri menyambut seorang  bule menuju VIP.

Entah pria asing itu dari kedubes (?) atau juga diduga konsultan politiknya, hanya Prabowo dan lingkaran dalam yang tahu.


Ketika Debat Capres dan Cawapres pertama berlangsung tanggal 17 Januari 2019, SBY ternyata tidak hadir. 

Absennya SBY tersebut bisa jadi merupakan bentuk akumulasi kekecewaan yang memuncak. 

Gerak Demokrat yang menjauh dari barisan oposisi semakin kentara setelah SBY menyerahkan tongkat komando Demokrat kepada AHY akhir Februari lalu. 

SBY beralasan bahwa dirinya ingin lebih  berkonsentrasi untuk penyembuhan istrinya, Ani Yudhoyono, yang sakit kanker sehingga urusan-urusan kepartaian diserahkan kepada AHY sebagai Komandan Kogasma.

Demokrat selanjutnya tampak bermain lebih realistis dan berani. Irama permainan harus berubah kalau tidak mau digilas ambang batas parliamentary treshold yang 4% itu.

Indikasi kader Demokrat yang bermain di dua kaki kemudian 'dilegalkan' dengan pernyataan politik komandan baru bahwa Demokrat sekarang menerapkan "politik rel ganda"   pada Pilpres dan Pileg 2019. Target perolehan suara pun diturunkan dari 15% menjadi 10%.

AHY (08/03/2019, detik.com) :

"Kami harus menyadarkan masyarakat bahwa untuk menjadikan Pak Prabowo atau Pak Jokowi sebagai Presiden tak harus hanya memilih Gerindra atau PDIP, tapi juga Demokrat".

 Tujuan dari taktik rel ganda adalah agar calon legislatif/caleg  Demokrat di daerah pemilihan masing-masing dapat lebih adaptif, menyesuaikan diri dengan pilihan capres konstituen.

Di daerah yang warganya banyak pro Jokowi-Ma'ruf , caleg Demokrat ikut gerbong ke sana, sebaliknya, di daerah yang warganya sedikit memilih Prabowo-Sandi maka caleg juga bisa memosisikan diri dengan pilihan warga yang lebih banyak.

Jika melihat hasil beberapa lembaga survey terpercaya maka besar kemungkinan proporsi "irisan hati" Demokrat akan lebih banyak ke kubu petahana. Survey menunjukkan pilihan warga saat ini condong ke calon 01, Jokowi-Ma'ruf dengan selisih di kisaran 20% suara.

Efek resonansi dari politik rel ganda

Malangnya bagi oposisi, politik rel ganda ada kemungkinan juga menghasilkan "efek resonansi" seperti gelombang bunyi.

Caleg-caleg lain yang berasal dari partai selain Gerindra di Koalisi Merah Putih  akan mengikuti teladan Demokrat agar bisa meraih suara sebanyak-banyaknya di pemilu legislatif nanti. Bisa jadi mereka sudah mengerti sisi logis keuntungan politik rel ganda dan lalu menerapkannya bagi kepentingan mereka masing-masing.

Caleg yang berasal dari PAN atau PKS akan memilih langkah-langkah pragmatis agar biaya logistik yang mereka tanggung dapat dikonversi dengan keterpilihan mereka di kursi dewan. Apalagi mereka yang maju nyaleg  dengan bermodalkan utang.

Mereka para caleg itu akan bersikap pasif, wait and see;  bagaimana pilihan capres pemilih di dapil mereka, begitu pula isi kampanye yang akan mereka sampaikan ke warga.

Apakah betul begitu? 

KMP bersama tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi tentu tidak tinggal diam. Mereka akan mengambil langkah-langkah antisipasi untuk meredam gebrakan Demokrat di bawah AHY kini.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun