Mengapa tidak. Â
Pada Asian Games sekarang saja kita sudah lumayan jauh memperbaiki prestasi kita. Asal konsisten pembinaan para atlet kita hal itu tidak mustahil. Dan satu lagi, cabang pencak silat tetap jadi nomor yang dipertandingkan.
Untuk menembus  tiga teratas  adidaya olahraga di Asia itu sebenarnya cukup pilih satu negara  saja yang perlu kita "asapi" --meminjam istilah balapan motor--, apakah Jepang atau Korea Selatan.
China saat ini terlalu kuat untuk dilawan, apalagi mereka akan jadi tuan rumah pada Asian Games mendatang.Â
Keuntungan dengan terpilihnya China sebagai penyelenggara Asian Games mendatang bagi kita adalah, berkurangnya lawan berat potensial yang harus dihadapi. Bagaimanapun juga tuan rumah akan memiliki keuntungan tersendiri sebagai peserta.
Sejak berganti nama resmi menjadi "People's Republic of China" prestasi negeri tirai bambu melesat cepat.
Dari ranking 12 pada tahun 1970, China langsung loncat ke ranking 3 tahun 1974 di Teheran, Iran.Â
Empat tahun berikutnya di Bangkok, China naik lagi menjadi runner up; membayang-bayangi Jepang, juara umum 8 kali Asian Games berturut-turut. Setelah itu kita sama-sama tahu ceritanya, China tak terbendung hingga hari ini.
Mengalahkan Jepang atau Korea Selatan, itulah pilihan paling realistis untuk merebut tiket masuk 3 negara terkuat Asian Games. Catatan: dalam beberapa kali perhelatan Asian Games terakhir Korea Selatan sanggup mengalahkan Jepang.
Berat? Sudah pasti. Tetapi tidak ada bangsa-bangsa besar di dunia yang merebut dominasi dan mempertahankannya dengan mudah, di bidang apa pun.
Selama perhelatan Asian Games sejak tahun 1951, dominasi prestasi olahraga bangsa Asia dipegang China, Jepang, dan Korea Selatan. Â Dengan mengalahkan satu di antara tiga negara itu maka peluang masuk 3 besar Asian Games bukan hal yang mustahil. Toh makanan pokok kita juga sama, nasi dan kadang-kadang mie....