Yang harus kita pahami dari Jokowi salah satunya adalah kecerdasannya mengatur fokus.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang ketua timses saja Jokowi santai, tidak perlu tergesa-gesa katanya. Setelah Djoko Santoso didaulat menjadi ketua timses pemenangan Prabowo-Sandi, koalisi Jokowi-Ma'ruf masih adem.
Media dan netizen yang malah sibuk sendiri, menebak-nebak senapati pilih tanding yang akan berhadapan dengan mantan panglima TNI dari kubu sebelah. Apakah sesama mantan juga, Moeldoko ataukah Gatot Nurmantyo? Yang jelas oposisi pun jadi ikut-ikutan kepo.
Di Jakarta, Jokowi ikut memastikan pelayanan kepada kontingen  negara peserta terjamin dengan baik. Ada keluhan, segera ditangani.
Jokowi juga di sisi lain terus memacu semangat atlet-atlet Indonesia yang sedang bertanding. Sejak upacara pembukaan, Jokowi terlihat duduk di bangku penonton dalam beberapa cabang yang sedang dipertandingkan.Â
Tiga emas yang diperoleh Indonesia ketika Jokowi berada di barisan penonton, menyimak jalannya pertandingannya. Â
Dalam kondisi bangsa yang sedang sibuk luar biasa, tidak elok rasanya jika Jokowi lebih mengurus kepentingannya sendiri untuk Pilpres 2019 nanti. Salah-salah menjadi blunder yang akan menyebabkan elektabilitas terus menukik.
Walaupun ada beberapa masalah yang harus segera dituntaskan sebelum digoreng dan ditumis oleh lawan, Jokowi harus menyelesaikan terlebih dahulu tugasnya sebagai kepala negara. Jokowi paham itu, standarnya dipatok tinggi dalam urusan menyelesaikan tugas, jauh sebelum menjadi presiden.
Fokus di satu titik, titik itu... Jika tidak fokus maka target bisa meleset. Mungkin itu pesan dan pelajaran yang bisa kita ambil dari presiden kita. Menyelesaikan pekerjaan satu per satu dengan tertib dan tuntas.