Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pilpres 2019, Gerindra Menang Banyak

19 Agustus 2018   04:04 Diperbarui: 19 Agustus 2018   04:38 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilpres 2019 mendadak gembira! Rencana Prabowo-Sandiaga untuk menemui Jokowi  agar pilpres nanti sukses  dan aman harus disikapi positif.

Setelah memastikan "all Gerindra candidates" dengan mengusung capres sekaligus cawapres dari kader sendiri, kini Gerindra optimis menatap Pilpres 2019. Tidak ada alasan untuk murung, harus gembira!

Bandingkan dengan PDIP. Apa partai banteng moncong putih itu punya nyali mengusung, katakanlah Jokowi-Puan atau Jokowi-Risma? Dipandang dari segi elektabilitas inkumben Jokowi dan banyaknya kursi  di DPR, PDIP seharusnya lebih leluasa menentukan pilihan.

Prabowo-Sandi memang berhitung untuk tidak perlu menang, dan karenanya mereka  bisa bermain lepas tanpa tekanan. Menang sujud syukur, kalah juga ikut sujud syukur. Bagaimanapun Gerindra paham, koalisi Jokowi yang sekarang dihadapi bukan lagi koalisi Jokowi  4 tahun lalu.

Fokus Gerindra saat ini adalah membangun pondasi yang kokoh untuk memenangkan Pilpres 2024, sekaligus merebut dominasi kekuatan politik dari PDIP. 

Gerindra lah yang kini menjadi satu-satunya partai dengan kader muda bertenaga (dan berduit),  yang akan punya aset pengalaman merasakan langsung atmosfir laga pilpres: Sandiaga Uno.

Dalam hal ini pantas Demokrat berang bukan kepalang karena jagoannya, AHY,  gagal  maju  nyawapres, sekaligus gagal merealisasikan amanat kongres Demokrat di Lombok tahun lalu.

Artinya, Demokrat bahkan untuk Pilpres  2024 nanti pun harus siap berangkat dengan modal politik yang pas-pasan. Cekak.

Di sisi lain Demokrat juga ditekuk untuk merapat ke Kertanegara setelah koalisi Jokowi menutup pintu.  

Tanpa belas kasihan Gerindra dipastikan Demokrat akan gentayangan menjadi hantu politik atau ronin --samurai tanpa majikan-- yang menggelandang. Karena jika tidak mengusung satu pun calon di pilpres nanti, maka sesuai aturan KPU, Demokrat akan kena diskualifikasi, tidak boleh maju di Pemilu 2024.

Mimpi dinasti Yudhoyono semakin memudar seiring dengan bertambahnya usia SBY.

Pengorbanan apa yang diberikan Gerindra sehingga bisa memperoleh double tickets  di pilpres nanti? Sangat mungkin jawabannya: nyaris tidak ada. Gerindra bisa menggunakan kekuatan brand  seperti dalam dunia bisnis, menjual nama besar sebagai pusat kekuatan oposisi saat ini.

Untuk memahaminya, kita bisa ambil beberapa pilihan untuk melihat pilpres dari sisi yang berbeda.

Pertama, pilpres adalah kesempatan untuk mengabdikan diri, kelompok, atau golongan untuk kepentingan negara,  nusa dan bangsa. Normatif.

Kedua, dalam sudut pandang ekonomi  pragmatis, pilpres adalah kesempatan untuk memenangkan kekuasaan  "mengelola"  duit  APBN yang besarnya sekitar 2000 triliun/tahun!

Jangankan 1 triliun, ongkos 10 triliun pun rasanya masih cukup kecil dibanding  APBN yang sebanyak itu. Dan kabar baiknya, cukup  banyak  "tawaran" modal  logistik yang datang dengan sukarela, jadi tidak perlu keluar duit sendiri.

Perbandingan yang kekinian mungkin bisa membantu, cerita Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti yang mau "ditabok" duit 5 triliun agar (justru)  tidak berlelah-lelah lagi  bekerja mengurusi udang dan kepiting!

Bisa anda bayangkan, jika untuk posisi menteri saja nilainya sampai 5000 M, apalagi nilai kursi seorang kepala negara. Satu T itu receh.

Teka-teki kekayaan Sandiaga

Pada saat mengikuti Pilgub DKI 2017, Sandiaga Uno melaporkan kekayaan pribadi sebesar Rp 3.8 triliun  dan USD 10 juta. Sedangkan dalam Pilpres 2019 nanti, sebagai cawapres,  Sandi melaporkan kekayaannya dalam jumlah yang sangat  fantastis: Rp 5 triliun!

Jangan anda tambahkan lagi dengan isu duit 1 triliun buat duo PKS-PAN, please! Nanti bisa pusing kepala Uno.

Peserta ijtima ulama yang merekomendasikan Ustadz Abdul Somad atau Salim Segaf Al-Jufri sebagai cawapres Prabowo (kumparan).
Peserta ijtima ulama yang merekomendasikan Ustadz Abdul Somad atau Salim Segaf Al-Jufri sebagai cawapres Prabowo (kumparan).
Selain  berkah rejeki yang tidak disangka-sangka, karunia Tuhan yang diterima mantan wagub kita bertambah dengan melimpahnya restu ulama.

Pasca keputusan Prabowo menggandeng kadernya sendiri, beratus-ratus ulama pilihan mendadak diam, baik itu dari PKS, PAN atau gerakan 212! Semuanya tenang berlapang dada seluas lapangan bola di GBK, menerima keputusan Gerindra yang berarti mengabaikan cawapres usungan partai koalisi dan rekomendasi ijtima ulama.

Sulit dibayangkan jika "The Magnificent Nine" bakal capres PKS turun semua menolak titah Prabowo, bisa bubar koalisi nanti. Apalagi kalau Ketua PAN ikut gaduh.  Semuanya senyap, nyap,  seperti jangkrik keinjek robot transformer.

Fahri Hamzah, Rizieq Shihab, dan Fadli Zon saat bertemu di Saudi (idntimes/twitter @fadlizon).
Fahri Hamzah, Rizieq Shihab, dan Fadli Zon saat bertemu di Saudi (idntimes/twitter @fadlizon).
Kabar dari Saudi juga turut membahagiakan hati Sandi yang tengah berbunga-bunga.

Walaupun rekomendasi  Rizieq Shihab dalam ijtima 500-an ulama tidak didengar Prabowo, faktanya Habieb biasa-biasa saja. Mungkin ada sedikit kesalahpahaman yang nanti akan direvisi pada ijtima jilid dua. Atau bisa juga berkat kesuksesan duet maut Senayan,  Fahri-Fadli,  yang berhasil memberikan penjelasan dan atau penenangan kepada  beliau.

Sebagai rakyat biasa kita tidak boleh berburuk sangka, karena hal itu akan mengurangi kegembiraan dalam pesta demokrasi nanti. Tapi tugas utama jangan lupa, ikut menjaga  APBN dan kekayaan negara lainnya dari siapa pun yang tidak berhak, sampai kapan pun.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun