Agak kesulitan penulis menemukan berita atau informasi tentang sepak terjang Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, terutama dengan jabatannya sekarang sebagai Komandan Satgas pemenangan Pilpres 2019 Partai Demokrat, aksi secara aktif maksudnya. Terakhir berita yang muncul adalah ketika "diboncel-boncelin" oleh Arief Poyuono, Waketum Partai Gerindra.
Dalam kesempatan "emas" itu, AHY sebenarnya dapat menjadikan momentum  serangan verbal politik Arief Poyuono untuk muncul,  memberikan respon  yang simpatik. Akan tetapi yang terjadi malah Prabowo yang tampil,  mengoreksi ucapan Arief sekaligus menegurnya, di depan publik.
Baca: Hikayat SBY dan 7 Futurolog Dunia
Bukan sekali ini AHY tampil pasif. Saat Pilgub DKI 2016 dulu, respon atas serangan terhadap AHY justru dilakukan oleh mamanya, Ani Yudhoyono. Terkesan betapa keluarga AHY sangat berperan di sini, terlalu reaktif.
Berpengalaman dalam pendidikan dan penugasan-penugasan di luar negeri, termasuk Kontingen Garuda XXIII di Timur Tengah, menempa Agus dalam interaksi lintas kultur dan bahasa. Poin ini mestinya bisa menjadi sangat positif, dalam arti: "Di luar aja bisa kenapa di dalam (negeri) ngga?
Dalam urusan politik di Indonesia, lulusan luar negeri memang tidak selalu menang dalam kompetisi dengan sosok yang berlatar belakang lokal, buatan dalam negeri.Â
Contohnya, di dalam internal Demokrat sendiri sosok Anas Urbaningrum dapat mengalahkan Andi Mallarangeng dalam perebutan kursi Ketum Demokrat. Anas adalah lulusan Universitas Airlangga, sedangkan Andi Mallarangeng lulusan S2 dari Northern Illinois, Amerika. Lalu Prabowo yang banyak mengenyam pendidikan luar negeri sejak kecil, kalah saat berhadapan dengan Jokowi di Pilpres 2014.Â
Biarkan AHY turun ke gelanggang.
Menghadapi Pilpres 2019, sepertinya Prabowo membuka  peluang bagi AHY untuk mendampinginya sebagai cawapres. Lihat saja pernyataan-pernyataan publik Prabowo tentang AHY dan bandingkan dengan 9 nama cawapres yang disodorkan PKS. Belum ada cerita Prabowo mengangkat sosok Aher atau Anis Matta dalam pembicaraan-pembicaraannya di depan media.
Gerindra menurut Wasekjen Andre Rosiade, mengharapkan AHY bisa menjembatani koalisi pendukung Prabowo dengan generasi millenials penggila gadget. Walaupun hal itu agak diragukan mengingat AHY tidak kelihatan cukup luwes dalam mengelola media sosial.
Kalau begitu harapan untuk menjangkau suara generasi muda akan jauh panggang dari api tampaknya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H