[caption id="attachment_199182" align="aligncenter" width="217" caption="...ini juga bukan foto saya...."][/caption] ...akhirnya, selesei juga gw makan siang. mari kita lanjut... btw, foto bret pit yg dilampirkan di postingan dulu jelas ga ada hubungannya dg isi tulisan ...heheheee. sebenernya ada keterangan di gambar itu yg trus ko jd ilang, dan akhirnya ilang juga gagasan yg menaut ke situ. jadi biarlah ga usah dipikirin. dan agar ketidaknyambungannya tetap konsisten, maka di edisi ini gw lampirkan foto angelina joli aja, pacare bret pit. kalo ternyata jadi ada edisi 3, mudah-mudahan anda bisa menatap jenniper aniston. ...nyambung ga nyambung menjadi satu...
... oiya, tadi ada salam buat anda, dari...joko sembung :))
***
Saya punya beberapa akun di fb dan semuanya tidak ada yang menggunakan nama asli, juga foto (saya) yang asli! Teman ada juga, beberapa, malah boleh dapat dikatakan teman baik dalam artian ada trust dan chemistry dalam hubungan itu. Beda dengan teman asli di darat, tentu konteks dan acuannya akan berbeda pula. Saya pikir itulah sebabnya komunitas maya (bukan komunitas penggemar LM) seringkali memerlukan kopdar (kopi darat) untuk meneguhkan ikatan pertemanan yang telah terjalin via operator. Siapa tahu ada yang bisa ditindaklanjuti heheheheee....
Alasan menggunakan nama alias memang beragam. Ada yang karena malu-malu, ada yang sok sok misterius, ada juga yang memang sungguh-sungguh misterius. Buronan misalnya. Saya sendiri menggunakan sembarang nama, karena sifat tentatif (sementara, coba-coba) dari akun yang saya buat. Kalau seterusnya akun itu jadi eksis dan saya merasa nyaman, barangkali itu lebih karena trust dan chemistry tadi.
Resiko nama alias tentu ada, terutama dari sudut pandang orang lain. Pertama, anda tidak dianggap ada. Kedua, anda dianggap ada setelah melalui beberapa pertanyaan "siapakah anda ". Ketiga, kalau ada nama yang sama, bersiap-siaplah eksistensi asli anda terdepak dari dunia persilatan online hahahaaaa....
Pengalaman saya, ketiga resiko di atas tidak terlalu signifikan. Tergantung tindak-tanduk dan bersikap. Kalau perilaku anda tidak menyenangkan, jangankan dengan nama samaran, dengan nama asli pun, siap-siap saja nama anda dibanting masuk kotak. Dan inilah yang dimaksud oleh Bang Rusdi, orang yang menggunakan nama asli akan cenderung berhati-hati "membawa" namanya.
Keuntungan nama alias? Juga ada. Dalam dunia kreativitas kadang orang risi dengan beban nama asli. Ilustrasi penulis/pengarang jaman dulu adalah bertebarannya kertas-kertas berisi coretan-coretan gagasan yang tidak tuntas.
Anda kenal Paulo Coelho? Suatu ketika dia corat-coret menulis sesuatu yang karena tidak puas, coretan itu terus dibuang masuk tong sampah. Oleh saudaranya, kertas coretan tersebut dipungut dan disalin lagi, terus diikutkan dalam lomba mengarang atas namanya sendiri. Eeee...ternyata ia jadi juara dalam lomba tersebut!
Saya lihat di sini memang ada pula potensi masalah kepercayaan diri, tidak hanya ketika berhadapan dengan standar-standar orang lain, tetapi juga berhadapan dengan standar pribadi. Dengan menggunakan nama lain atau alter ego, yang bersangkutan bisa lebih ekspresif menuangkan ide-idenya.
***
(Bersambung ke halaman 3)
Image :
http://tikapunya.files.wordpress.com/2009/04/angelina-jolie-hunts-for-apartment-in-new-york.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H