Pep seakan membuat Liga Premier begitu mudah, layaknya yang ia lakukan bersama Barcelona di Laliga dan Munich di Bundesliga, bersama Manchester City, pep mencatatkan 17 kemenangan secara beruntun di liga. Hasil itu yang menempatkan City dipuncak klasemen dengan 55 poin dari 19 laga, berjarak 13 poin dengan rival sekota Manchester United diposisi 2.Hasil itu tak lepas dari performa United yang sedang menurun, setelah diawal musim menempel ketat sang rival sekota.
Dipertandingan lain, Juventus sukses menaklukan pesaing gelar juara lainnya Roma, dengan skor tipis 1-0, sedangkan Inter yang bangkit dimusim ini harus takluk dari tuan rumah Sassuolo dengan skor 1-0. Hasil ini menjadikan persaingan di papan atas semakin ketat, Napoli berada dipuncak klasemen dengan poin 45, diikuti Juve di posisi kedua dengan poin 44.Â
Persaingan bukan milik dua klub teratas saja, Inter diperingkat 3 dengan 40 poin dan Roma di peringkat 4 dengan 38 poin, siap menyeruduk ke puncak apabila dua klub diatasnya kehilangan poin. Serie A sejauh ini menyajikan persaingan yang sangat ketat, disaat liga-liga top eropa lainnya terlihat tidak kompetitif karena sang pemuncak terlalu konsisten dibanding kompetitornya.
Melihat dari klasemen sementara, para pemuncak tampaknya bakal menjadi kampiun di akhir musim jika mampu tampil konsisten, apalagi jika melihat komposisi pemainnya. Namun tidak dengan Seria A tampaknya. Serie A yang mungkin, banyak dianggap liga paling membosankan, nyatanya saat ini menjadi liga yang layak untuk disaksikan karena menyajikan persaingan yang sangat ketat.Â
Ya, Serie A belum habis, Serie A masih menjadi salah satu liga terbaik di eropa bahkan di dunia. Sayangnya, Italia tidak akan kita saksikan di piala dunia 2018 di Rusia tahun depan. Tapi setidaknya, Â melalui Serie A, Italia tetap menjadi kiblat penikmat sepakbola. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H