Mohon tunggu...
Agung Sapta
Agung Sapta Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Indonesia Bersatu

Semangat berjuang untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kebangkitan Dokter Indonesia

22 Mei 2014   08:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:15 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14006982592063981891

KEMANA ORGANISASI PROFESI ?

Ketika sesi "Peran dan Tanggung Jawab Organisasi Profesi di era JKN" tentunya kehadiran Ketua PB IDI sebagai narasumber mutlak diperlukan. Tidak adanya surat jawaban, ketidakjelasan kabar bahkan komunikasi yang terputus dengan PB IDI seolah ingin menegaskan bahwa oknum PB IDI memang tidak ingin melakukan perubahan internal, adanya perbedaan pendapat bukan menjadi hal yang wajar karena seakan lebih penting mempertahankan egoisme kelompok. Bagaimana mungkin seorang ketua organisasi profesi sekelas IDI tidak dapat mewakilkan dirinya dalam acara yang juga dihadiri pejabat sekelas wamenkes dan wantimpres. Atau mungkin urusan profesi kalah penting dibandingkan "tugas negara" menjalin hubungan dengan KPU dan selangkah lagi menjalin hubungan baik dengan calon-calon presiden dengan melayani pemeriksaan kesehatan kelas super VVIP. Selain pemasukan dana yang luar biasa tentunya melengkapi semangat "plat merah" untuk mensukseskan kepemimpinan nasional. Kalau kemudian ini adalah bentuk kehormatan profesi tentunya kita berharap setelah terpilih nantinya mereka akan memperhatikan profesi kita secara adil dan IDI akan tetap memperjuangkan idealisme profesinya bukan sekedar tukang stempel.

Ironis bila profesi (temasuk organisasi profesi) hanya tampil saat dibutuhkan, bahkan para koruptor negeri ini selalu memanfaatkan "

14006982592063981891
14006982592063981891

kesehatan" sebagai alasan mangkir sementara bahkan permanen dari jeratan hukum. Benar bila ada yang mengatakan bahwa yang menghancurkan profesi dokter sebenarnya adalah oknum dokter sendiri. Mulai dari pendidikan dokter, pendidikan dokter spesialis, penempatan dokter hingga proyek pengadaan fasilitas kesehatan merupakan lahan empuk yang rawan penyelewengan.

Disaat profesi disudutkan oleh berbagai tuduhan, disaat ketidakadilan dan kezaliman mencederai sebagian anggota profesi, para elit organisasi asyik membina hubungan baik dengan para pembuat ketidakadilan. Dimana wibawa seorang pemimpin yang seharusnya menjaga marwah profesi ? Kasus Ayu dkk menjadi saksi sekaligus bukti lemahnya kepemimpinan organisasi profesi, bagaimana mungkin kasus yang sudah masuk dalam ranah hukum lepas dari pengawalan organisasi profesi sekelas IDI. Apakah hanya perlu bertindak saat nasi telah menjadi bubur ? Keanehan-keanehan tersebut bertambah ketika kritikan kecil hingga sepedas ini pada akhirnya dianggap sebagai ancaman internal organisasi oleh oknum anggota. Sudah bukan saatnya lagi kita para dokter resisten terhadap perubahan yang memang mengharuskan perubahan internal dengan membersihkan dahulu profesi dari para pecundang & oportunis yang menjual murah profesi dokter sebelum menuntut negara dan rakyat memahami kondisi profesi dokter.

Ada kekuatan besar (global) yang ingin melemahkan bangsa kita, salah satu jalan adalah memberangus kaum pemimpin & intelektual. Pemimpin bangsa akan sangat tergantung oleh kepentingan politik dan para intelektual terjerat oleh pragmatisme. Bangsa ini pada akhirnya larut dalam budaya hedonis (kesenangan merupakan tujuan hidup manusia), hilanglah idealisme termasuk pada para dokter. Disaat buruh Indonesia bangkit dan bersatu, dokter malah menjadi buruh yang bekerja sesuai pesanan, bahkan siap digaji lebih rendah dari buruh dengan menelan mentah-mentah kata "pengabdian" tanpa ada upaya memperbaiki sistem yang carut marut. Sudah saatnya dokter Indonesia bangkit & bersatu ! DIB (Dokter Indonesia Bersatu) akan selalu konsisten memperjuangkan eksistensi profesi dan siap melawan neo imperialisme yang menjajah negara kita dengan berbagai modus dan kedoknya. Setahun yang lalu, 20 Mei 2013 DIB melakukan aksi damai turun kejalan yang pertama sebagai bentuk spirit juang dokter Indonesia. Sungguh tepat jika dokter Indonesia memaknai 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Dokter Indonesia, momen untuk selalu introspeksi dan memulai perubahan. Maju terus dokter Indonesia, jayalah bangsa dan negeriku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun