Mohon tunggu...
Agung Restu Laksono
Agung Restu Laksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo saya Agung merupakan mahasiswa studi Hubungan Internasional yang memiliki keterkaitan tersendiri sejak SMA dalam bidang kepenulisan. Selama masa Sekolah Menengah saya dan rekan-rekan saya telah sempat mempublikasikan 2 majalah mini, yang dimana hal ini menjadi langkah awal dari diri saya dalam menyelami bidang Kepenulisan Ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuju Lingkungan Perdagangan yang Adil: CPTPP dalam Bingkai Pemikiran Liberal

15 Maret 2024   14:24 Diperbarui: 15 Maret 2024   14:25 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: Alinea.id

Salah satu contoh yang relevan dalam kerangka teori Liberalisme adalah pembentukan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). CPTPP, yang disepakati pada tahun 2018 oleh 11 negara pasca-penarikan diri Amerika Serikat dari Trans-Pacific Partnership (TPP), adalah sebuah perjanjian perdagangan multilateral yang bertujuan untuk menciptakan pasar yang lebih terbuka dan memfasilitasi aliran perdagangan serta investasi di wilayah Pasifik. Perjanjian ini mencakup berbagai aspek ekonomi, seperti penghapusan tarif perdagangan, standar lingkungan, perlindungan hak kekayaan intelektual, dan penyelesaian sengketa investor-negara. Dengan mencakup aspek-aspek ini, CPTPP nantinya diharapkan dapat menciptakan lingkungan perdagangan yang adil, terbuka, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Pasifik.

Melalui harapannya sebagai instrumen untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang adil, terbuka, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Pasifik, CPTPP secara tidak langsung menunjukkan keterkaitannya dengan prinsip-prinsip utama dalam Teori Liberalisme. Dalam konteks ini, relevansi antara CPTPP dan liberalisme terlihat melalui penekanannya pada perdagangan bebas sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan makmur. Liberalisme sebagai doktrin ekonomi didasarkan pada prinsip-prinsip kebebasan ekonomi dan perdagangan, yang menuntut penghapusan hambatan perdagangan seperti tarif. Dalam hal ini, CPTPP mencerminkan pandangan liberalisme dengan berusaha menghilangkan tarif perdagangan di antara negara-negara anggota, yang diharapkan akan membuka pasar, meningkatkan akses ke produk dan layanan, serta memfasilitasi aliran modal dan investasi. Pendekatan liberalisme ini menekankan pentingnya ekonomi terbuka dan tidak terhalang untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif, yang sejalan dengan tujuan utama CPTPP untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang adil dan berkelanjutan di kawasan Pasifik. Dengan demikian, relevansi antara CPTPP dan liberalisme yang pertama dapat dilihat melalui upaya mereka untuk mempromosikan prinsip-prinsip perdagangan bebas dan akses terbuka ke pasar sebagai fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan bagi semua negara anggota.

Selain upaya dalam sektor perdagangan bebas, relevansi selanjutnya dari CPTPP terletak pada refleksi prinsip-prinsip liberalisme yang menekankan perlunya pembangunan berkelanjutan, yang tercermin dalam inklusi standar lingkungan yang ketat dalam perjanjian tersebut. Liberalisme sebagai doktrin ekonomi mengakui pentingnya kesinambungan lingkungan dalam pembangunan ekonomi jangka panjang. Dalam konteks CPTPP, upaya untuk menyertakan standar lingkungan yang ketat, seperti perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan pengurangan emisi gas rumah kaca, menunjukkan komitmen para anggota untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip liberalisme yang memandang perlunya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Dengan demikian, melalui inklusi standar lingkungan yang ketat dalam CPTPP, perjanjian tersebut memperkuat relevansinya dengan prinsip-prinsip liberalisme yang menekankan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan bersifat ramah lingkungan.

Dengan adanya kedua bentuk relevansi tersebut, hubungan antara CPTPP dan prinsip-prinsip liberalisme dalam konteks Ekonomi Politik Internasional akan diperkuat secara naluriah. Hal ini tidak hanya mencerminkan komitmen untuk memperjuangkan perdagangan bebas dan pembangunan berkelanjutan, tetapi juga menegaskan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan demikian, CPTPP bukan hanya menjadi alat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai instrumen untuk memperkuat ikatan antar-negara dan mempromosikan nilai-nilai liberalisme dalam memperjuangkan kemakmuran bersama.

Sumber:

Australia Government. (2024, February 26). Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Retrieved from https://www.dfat.gov.au/trade/agreements/in-force/cptpp/comprehensive-and-progressive-agreement-for-trans-pacific-partnership

Sutisna, A. (2014, October). Liberalisme, Klasik dan Modern. Academia.edu. Retrieved from https://www.academia.edu/8845088/Liberalisme_Klasik_dan_Modern

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun