Tindakan kriminal yang nominal kerugiannya cukup besar datang dari keluarga rantau saya sendiri, rekan satu kontrakan saya harus merelakan satu sepeda motor dicuri dikala kami sedang sholat magrib, padahal pada saat itu motor sudah dalam keadaan terkunci dan menggunakan kunci ekstensi di rem cakram.
Pencurian juga tidak terjeda sekalipun di bulan ramadhan di tahun 2018, saya dan rekan kos sempat tertipu dengan orang asing yang berpura-pura meminta bantuan mengangkat kayu tak lama setelah waktu sahur, satu per satu dari kami diangkut dari kontrakan menuju masjid di tengah komplek, tapi kami menyadari tidak ada satu bongkah kayu pun disana. Menyadari bahwa kami baru saja terperdaya, kami langsung berlari menuju kontrakan dan benar saja, satu unit telepon genggam berhasil diambil oleh orang asing tadi.
Rentetan kasus demikian seakan tiada habisnya selama saya berada di Palembang, sampai saya terpikir apakah Palembang ini tempat bagi orang-orang kriminal saja?
Kriminal di tempat umum...
Area kampus UIN Raden Fatah, disana perempuan tidak disarankan untuk berkeliaran ketika matahari mulai terbenam, kasus yang cukup rentan saat saya masih menjadi mahasiswa disana selain pencopetan adalah begal payudara bagi perempuan, meskipun seluruh mahasiswi telah menggunakan busana muslimah (hijab).
Selanjutnya pasar 16 ilir, dimana orang-orang daerah biasanya merestok persediaan barang atau berbelanja besar-besaran, saya memberikan peringatan keras bagi siapapun yang ingin berbelanja di pasar 16 ilir agar tidak menaruh dompet, ponsel, atau barang berharga di kantong celana bagian belakang, jangan pernah menyandang tas ke arah belakang.
Kunci untuk aman ketika berada di pasar 16 ilir adalah dengan tidak mempercayai siapapun, tidak iba dengan keadaan apapun orang-orang disana. Banyak sekali kejadian orang asing yang datang tiba-tiba meminta bantuan ketika ditanya "apa yang bisa dibantu" mereka hanya mengarahkan tanpa memberi tahu apa yang akan dilakukan, ini adalah jebakan.
Saya menekankan bagi pendatang baru jika bertemu dengan orang-orang dengan ciri-ciri yang saya sebutkan, jangan beri respon apapun, tinggalkan, dan pergilah ke tempat yang aman. Kenapa? Karena antar kriminal di kota palembang itu terhubung satu sama lain.
Masih di tempat yang sama, pasar 16 ilir juga menjadi tempat bagi penjahat bersenjata beraksi. Pernah di suatu pagi saya dan saudara pergi berbelanja sembako, seseorang terduduk lemas bersimbah darah di atas becak, tapi orang-orang sekitar tetap sibuk dengan kegiatan masing-masing seolah-olah di pikiran saya "look ! nobody cares".
Jadi, artikel ini saya harapkan dapat menjadi referensi dan pertimbangan bagi siapapun yang berencana untuk menetap/merantau ke kota Palembang yang juga dikenal sebagai kota pempek. Adapun kasus-kasus diatas sama sekali tidak saya tambah-tambahi ataupun dikurangi, semuanya murni pengalaman pribadi dan merupakan keluhan rekan-rekan selama hidup di kota Palembang.
Semoga Bermanfaat.