Dalam prosesnya, penelitian saya yang berjudul "Pengaruh Media Blued Terhadap Gaya Hidup Komunitas Gay" menemukan sebuah masalah lain yang tidak masuk ke dalam daftar perumusan masalah. Isu LGBT kerap mencuat di lingkungan publik dan daring, dalam setahun, LGBT sudah beberapa kali menjadi trending di Twitter, sedangkan masih banyak yang seharusnya lebih penting diangkat seputar polemik yang berlangsung di tanah air. Terkadang penulis merasa isu LGBT sengaja digaungkan untuk peralihan isu.
Mengambil subyek penelitian seorang gay membuat penulis menuai beragam impresi juga cibiran dari teman-teman seperjuangan, tidak hanya itu, responden sebagai obyek penelitian juga kerap melontarkan pertanyaan-pertanyaan seperti "kenapa coba bikin penelitian kayak gini, gak mutu banget", "iseng banget sih bikin survei di kalangan gay, apa nggak takut keikut arus?", begitulah beberapa tanggapan negatif yang pernah saya dapatkan.
Laki-laki feminin yang kerap diolok sebagai banci, waria, lekong, dan sebagainya seringkali menjadi obyek perundungan yang lezat bagi perundung, sebagian dari mereka tampak biasa saja, dan ada juga yang raut mukanya berubah kecut masam seketika. Seperti apakah yang mereka rasakan saat itu? saya telah menggunakan aplikasi Blued untuk kepentingan penelitian, dan menemukan sebanyak 60 dari 100 responden yang dibutuhkan. Saya telah membaca biografi yang dipajang di laman profil mereka guna menambah daya tarik pengguna lain, dan apa yang menarik?
Terdapat cukup banyak akun yang menyebutkan "no ngondek", "no banci", "no cowok alay"Â lalu bisakah menerjemahkan maksud dari bahasan ini? itu artinya laki-laki feminin memiliki potensi perundungan ganda, laki-laki feminin telah dirundung oleh kelompok hetero, dan dirundung pula diantara kelompok gay yang harusnya menjadi kelompok yang ramah mengingat mereka adalah satu suara (LGBT), dan LGBT ternyata tidak bisa menjadi kelompok yang melindungi personal di dalamnya.
Mari kita kembali ke dampak perundungan, dilansir dari hellosehat.com,  berdasarkan penelitian kelompok AS korban bully beresiko lima kali lipat menderita Anxiety disorder pada masa dewasa, penelitian kelompok inggris juga menunjukkan bahwa korban bully rentan mengalami depresi dan upaya menyakiti diri sendiri. Selain itu, kasus pembunuhan yang melibatkan seorang pria feminin kerap terjadi, seperti pada kasus pembunuhan berantai yang populer Rian jombang pada tahun 2010.
Perundungan telah merampas hak-hak manusia untuk hidup tanpa diskriminasi, merampas hak diterima di lingkungan sosial, dan menjadi racun dalam pergaulan antar-manusia. Perundungan pada pria feminin yang kerap terjadi lingkungan disekolah, membuatnya diolok-olok di tengah keramaian akan menjadi sebuah luka yang sangat mengguncang kondisi kejiwaannya sehingga menyebabkan pria feminin cenderung menutup diri dan enggan berpartisipasi dalam keramaian.
Ada seorang responden yang pernah mengutarakan perasaannya dengan mengatakan "sebenarnya saya mau sekali bergaul dengan banyak orang, berteman dengan siapa saja, cuma beberapa dari mereka suka mempermalukan, saya hanya tersenyum atau diam, meski ungkapan-ungkapan seperti itu sudah sering sekali saya dapatkan, rasanya masih tetap sama, sakit sekali" tuturnya. Saya menanggapi dalam hati pertanyaan ini dengan sisi kemanusiaan yang saya miliki, "andai dunia adalah tempat yang baik bagi setiap orang..."
Manusia mengerti rasanya luka, tapi bukan berarti mengerti bagaimana orang lain terluka, dan tanpa sadar telah menjadi penyebab luka bagi manusia lain...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H