Mohon tunggu...
Agung Prastowo
Agung Prastowo Mohon Tunggu... -

Aktif di Wisdom Indonesia - Banggain Daerahmu, Cintain Indonesiamu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Kampung Halaman Dari Perantauan

20 Agustus 2016   21:51 Diperbarui: 20 Agustus 2016   21:55 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUasana Desa. coutesy; www.loop.co.id

Perantauan adalah tempat tinggal yang sebenarnya tidak begitu Kami inginkan. Bagaimana tidak, Kami punya tempat kelahiran, tempat dimana masa- masa kecil ada disitu dengan segala kenangannya. Tapi keadaan membawa Kami harus di tempat sekarang, yang pastinya tidak lebih menyenangkan dari rumah yang sesungguhnya.

Kerinduan dengan tanah kelahiran begitu banyak dirasakan banyak orang. Melihat masyarakat Indonesia yang sebagian besarnya bermigrasi dari tempat satu ke tempat lainya, sehingga budaya merantau menjadi sangat Populer.  Apalagi ide ini dulu di era Pak Harto di terapkan besar- besaran dalam Program transmigrasi.  Makanya, Setelah beranak, bercucu,terasa  begitu rindunya dengan kampung Halaman.

Sebagai orang perantauan, Kami tak bisa berbuat banyak saat ini. Karena kebutuhan sehari- hari, keinginan mengejar cita- cita, menjalankan tugas- tugas ditempat kerja, sangat susah sesaat saja ditinggalkan untuk urusan lain. Hari- hari penuh dengan deadline, apalagi kemacetan dan penuhnya traffic ibukota. Rasanya berat, dan ini harus dijalani dengan sangat sabar setiap hari.

Meski begitu, Kami tidak begitu saja menyerah dengan keadaan. Kerinduan pada kampung halaman dan Cita- cita memajukannya tetaplah bulat. Bagi Kami, kampung adalah rumah dari semua rumah yang pernah disinggahi, dan karenalah bakti itu harus dilakukan dengan apapun caranya.

Maka Kami yang bernasib dan berpemikiran sama, saat ini membangun komunitas kecil- kecilan yang kami namai Wisdom Indonesia. Komunitas ini ingin berbuat sesuatu untuk Daerah sendiri, untuk kampung halaman sendiri.

Mimpi kami lewat wisdom Indonesia, ingin mengajak bersama- sama kepada Generasi muda berbuat sesuatu untuk daeranya, meskipun dari Jauh.  Sebenarnya banyak yang bisa kita lakukan, salah satunya adalah mempromosikan daerah sendiri dengan berbagai bentuk.

Memperkenalkan daerah memang harus diawali dengan rasa memiliki dan mencintai. Karena setelah itu baru bisa memperkenalkannya lewat ekspresi, bahasa , nilai- nilai, produk- produk, Kesenian dan sebagainya. Singkat kata,  kami ingin setiap putra daerah adalah Duta Daerahnya sendiri.

Kebanggaan atas daerah bukan bermaksud untuk tidak punya nasionalisme. Karena justru dengan cinta, bangga, kagum dan ingin berkontribusi maka dengan dengan sendirinya kecintaan kepada bangsa dan Negara itu tumbuh.

Saat ini Kita tidak hidup di jaman yang nyaman. Kondisi masyarakat kita, pemimpin- pemimpin kita, iklim dan nuansa kita seringkali membuat generasi muda kian pesimis. Ketidakpeduliaan itu lalu diekspresikan dengan aktifitas- aktifitas yang tidak mencerminkan karakter dan budaya bangsa Indonesia. DItambah lagi teknologi yang semakin pesat. Keadaan ini jelas tidak bisa ditolak, karena begitu beratnya kebudaan asing merangsek masuk ke nilai- nilai dan tatanan masyarakat Kita. Mempengaruhi berbagai gaya sehari hari, dari bahasa sampai etika.

Tapi, bukan tidak mungkin semua itu bisa dicegah, ditahan, dikurangi dampaknya agar keadaanya tidak terlalu parah. Dengan hal- hal kecil, dengan sesuatu yang dengan mudah bisa kita lakukan.

Saat ini kami, Wisdom Indonesia, sedang mencari teman untuk bersama- sama mewujudkan cita- cita itu. Dengan satu tujuan, satu pemahaman, kami yakin kita semua bisa berbuat sesuatu untuk Bangsa kita, daerah kita dan kampung halaman kita.

Sekarang saatnya berbuat sesuatu, Membangun Kampung Halaman meskipun jauh dari Perantauan.

Jakarta, 20 Agustus 2016. 

2-57b86e1f90fdfd5a6ba1da81.jpg
2-57b86e1f90fdfd5a6ba1da81.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun