Mohon tunggu...
Agung Prastowo
Agung Prastowo Mohon Tunggu... -

Aktif di Wisdom Indonesia - Banggain Daerahmu, Cintain Indonesiamu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tak Punya Uang Bukan Berarti Tak Punya Harga Diri, Kan?

20 Juli 2016   00:03 Diperbarui: 20 Juli 2016   13:16 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Orang yang akan selamat dari kasus begini, adalah mereka yang pastinya pekerja keras. Melihat contoh diatas, terbukti caranya bepergian dengan jumlah uang saku yang tidak aman, bisa dipastikan orangnya pasti 5 % pemberani, 95% nya nekat. Hehehe. Tapi apapun itu, orang besar akan memulai hidup mereka dengan sebuah keberanian.

2. Untuk melakukan ini, kita harus pandai bergaul. Artinya kedekatan dengan banyak orang menjadi wajib. Bayangkan, saat kita dalam kondisi terdesak dan semua kontak tak ada satupun yang potensial untuk kita hubungi, apa jadinya kita?Mau ke Lembaga Pemasyarakatan? Atau tidur di pinggir jalan? Artinya pertemanan baik menjadi mutlak.

3. Ada kredibilitas yang selalu kita jaga. Ya minimal, se jelek- jeleknya kita masih terus menomorsatukan kepercayaan. Kalau orang gak percaya kita, mana mungkin mereka mau membantu kita kan?

4. Melihat Investasi Sosial dan Partisipasi. Kalau kita sadar bahwa akan sering sekali merepotkan orang dalam perjalanan hidup kita, maka kita juga harus semangat menanam kebaikan dalam bentuk apapun. Investasi ini lah yang nanti akan menjadi “ etis” kalau suatu saat kita butuh mereka.

Kasarnya kalau kita pernah baikin orang, pernah nolong orang, di saat begini mereka semua akan sangat senang memberikan pertolongan ke kita. Ya meskipun tidak benar juga kalau setiap menolong niatnya untuk minta imbalan kan?

5. Mengerti waktu. Menjadi orang yang bernasib begini memang harus punya kecerdasan lebih. Untuk membaca peluang, membaca keadaan agar kita tak salah ngomong dan kebanyakan malu.

Ya misalnya, kalau mau ngutang, pastiin 60 persen kalau dia memang lagi ada. Kalau recordnya memang gak pernah ada, atau gakpernah mau, yang jangan sekali- kali, Ini hanya akan membuat harga diri kita semakin hancur berantakan.

6. Nominalnya harus manusiawi. Dalam meminjam itu juga nggak sembarangan. Gila kan, seseorang yang kerja gajinya sebulan 3500 dan kita pinjami 1000. Mungkin ada, atau dengan segala pertimbangan dia akan usahakan, tapi itukan menyulitkan dia. Jadi harus sadar dan tau betul dia punyanya berapa. Sisi kelayakan ini juga akan memudahkan kita setelahnya, selain juga ringan pas ngembalikan.

7. Malunya disimpan dulu sebentar. Malu itu memang tingkatanya banyak. Kalau keadaanya nyantai, malunya akan tebal. Tapi kalau sudah terdesak, malunya ya disimpen dulu. Yang penting nggak hilang. Malu ini biasanya menjadi faktor utama kalau kita mau jujur sama teman dekat kita soal yang mendesak tadi. Tapi lebih baik ketimbang kita melakukan hal yang beresiko. Mendingan korban malu daripada korban teman kan?

Menyimpan rasa malu ini juga akan memudahkan kita untuk lebih ekspresif. Dalam mengatakan niat kita untuk ngutang pun akan lebih baik dan sistematis.

8. Membuat Janji dan Menepatinya. Semua orang tidak akan gampang percaya, bahkan dengan orang dekat sekalipun. Selain pertimbangan kebutuhan, orang akan sangat mempertimbangkan kredibilitas kita. “ Ah, kalau dipinjem dia, balik gak ya”, pasti lah begitu. Nah kalau kita punya trek record baik Pasti gak sulit, kalau memang dia ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun