Kulihat anjing itu terus disampingmu. Menjagamu meskipun aku tahu sekarang kamu sudah kuat, sudah dewasa sekali, dan tahu persis betapa beruntung yang akan memetikmu kelak.
Tpi aku sudah tak bisa merawatmu. karena jelas kamu bilang pergilah.
Aku pun gontai.
Terpaksa pergi dengan hancur.
Harapanku sebenarnya kusematkan padamu sejak pertama aku merawatmu. Aku menitipkan sebagian dari jiwaku padamu, dulu saat kamu bersedia kurawat dengan apa adanya.Â
Sekarang aku bahkan takpunya kesempatan untuk sekedar memandangmu yang merona. Karena anjing itu lebih kau percaya menjaga sehari hari.
Aku menyesal,
Hanya karena aku tak sabar.
Jakarta, 13 Juni 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H