Mohon tunggu...
Agung Prastowo
Agung Prastowo Mohon Tunggu... -

Aktif di Wisdom Indonesia - Banggain Daerahmu, Cintain Indonesiamu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yakinlah, Bidadarimu akan datang Pada Waktunya

27 Mei 2016   03:29 Diperbarui: 27 Mei 2016   04:26 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Yakinlah, Bidadarimu akan datang Pada Waktunya

Kata- kata itu yakin sekali kuucapkan dalam hati, kemarin, 26 Mei 2016 saat  datang di Pernikahan Mubin dan Miela, di Batang, Jawa Tengah. Acara itu digelar di rumah mempelai Perempuan, sama seperti adat Jawa di berapa tempat lain.

Menempuh jarah 178 Km, aku datang memenuhi undangan Mubin, mempelai pria yang merupakan sahabat kami sejak kuliah. Perjalanan semacam ini tentu tidak mudah dilakukan, karena selain alasan “tidak libur kerja”, terlalu memakan waktu dan pastinya menambah anggaran biaya bulanan. Alasan malas juga bisa saja ada, karena belakangan ini memang hampir 2 hari sekali ada undangan, entah dari teman yang mana saja. 

Tapi karena kami sahabat, aku harus datang!

Resepsi itu dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, sesuai jadwal yang disebarkan dalam undangan. Suasana pestanya berbeda dari beberapa gelar hajatan yang pernah aku datangi sebelumnya. Di sini, karena mungkin sang Isteri, Miela berasal dari keluarga islamis, konsep acaranya dikemas dengan nuansa islami. Di seluruh jalan menuju acara dipasang atribut- atribut Jamiyyah (perkumpulan) islam dan pondok pesantren. Termasuk hiburan yang disajikan, bukan dangdut, campurasari, atau organ tunggal seperti umumnya di desa, tapi Musik gambus.

Panggung resepsi dibuat 2 bagian. Satu bagian untuk mempelai dan keluarga, lalu satu bagian lagi untuk hiburan. Tamu undangan berhamburan, di kursi, di lesehan, di rumah- rumah, dan berbagai sudut tempat yang bisa untuk bercengkrama. Suasana sangat asik dan kental dengan nuansa desa dan kekeluargaanya.

Tamu- tamu saling menyapa satu sama lain. Besar kecil, tua muda berkumpul saling berbagi cerita. Sambari itu, lagu- lagu gambus dilantunkan, oleh Mawar, Siska dan Bunga (tentu bukan nama penyanyi yang sesunggguhnya). Singkat cerita, acara demi acara kemarin sangat mengesankan.

Kembali ke Mubin,

Sebagai sosok aktifis, Mubin tidak sama seperti orang- orang yang lain. Dari dulu sejak awal masuk kuliah tahun 2009 sampai hari ini, sifat- sifat kepemimpinanya begitu pesat tumbuh. Seperti misinya yang katanya ingin mendahulukan kepentingan bangsa dan negara lebih segala- galanya dari kepentinganya sendiri. Halah- Halah.... 

Semasa awal Mahasiswa,  Mubin adalah salah satu orang paling aktif di antara satu kelompok diskusi kami yang jumlahnya 84 orang. Latar belakang yang sudah melewati keras lunaknya kehidupan, umur yang sudah sangat matang, faktor tekat untuk hijrah yang tinggi, itu mungkin yang membedakan dia dengan yang lain.

Tapi manusia tetaplah manusia. Se hebat apapun dia, sesekali jatuh, 2 kali gagal, 3 kali patah hati dan kelipatanya, adalah hal yang biasa terjadi.

Sebagai manusia pada umumnya  yang punya cita- cita, hal- hal yang menyangkut kehidupan selanjutnya tentu yang paling diresahkan. Dan jodoh menjadi salah satunya.

Kesabaran Mubin  dalam memilih dan menanti jodohnya tidak sebentar. Dulu sempat beberapa kali ada isu dia akan menikah, lalu entah tiba- tiba hilang. Sempat beberapa kali ganti calon, gak jelas lalu tiba- tiba nggak jadi. Sampai- sampai, sahabat kami Farida, setiap kali mendengar Dia akan menikah buru- buru teriak bilang “Itu Hoax”.

Upaya Mubin dalam menuntaskan perjuanganya itu sungguh sangat menbuatku salut. Dari sekian banyak orang yang bergelut di bidang organisasi, politik, dan tetek bengeknya, hanya beberapa saja yang berhasil di wisuda menduduki beberapa posisi penting. Salah satu dari itu adalah dia.

Sebagai orang yang dewasa, Dia tipe orang yang ngayomi, dan penuh dengan nasehat- nasehat inspiratif. Teman- temanya banyak, supel dan, entahlah ya, rasanya  dia gampang bergaul, berteman dan bersosial. Mungkin dengan aktifitasnya itu dia jadi gak begitu kepikiran untuk berumah tangga. Kami sampai pesimis kalau melihat dia begitu tenang, meskipun sudah 31 kali merayakan ulang tahun.

Di mataku, Mubin adalah sosok yang inspiratif, hebat, kuat, dan berintegritas.

Tapi bukan itu semua hal paling berkesan yang membuatku berdetak yakin dalam hati. Ini hal sederhana yang sebenarnya tak ada hubunganya dengan semuanya tadi.

Aku membuka cenderamata kecil yang berisi bunga, dan secarik kertas berisi pesan. Ada 2 kalimat dalam lembar kecil berwarna merah itu, yang inti kalimat terakhirnya begini; 

"Yakinlah, Bidadarimu akan datang Pada Waktunya"

Aku menjadi ingat kata- kata Sujiwo Tedjo, bahwa kamu boleh berencana menikah dengan siapa, tapi tak akan tahu cintamu untuk siapa. Menikah itu nasib, mencintai itu takdir.

Aku tak tahu siapa yang membuat tulisan itu. Tapi kalau  Mubin, mungkin itulah alasanya kenapa dia begitu menunggu se-lama ini. Seandainya itu tulisan orang lain, mungkin itulah pesan Tuhan untuk para jomblo, kami, kita, aku untuk bersabar dan tetap yakin, bahwa bidadari akan datang pada waktunya.

Selamat Menikah, Nurul Mubin Dan Amila Khasanah.

Yogyakarta, 27 Mei 2016. memulay.wordpress.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun