Mohon tunggu...
Agung Prastowo
Agung Prastowo Mohon Tunggu... -

Aktif di Wisdom Indonesia - Banggain Daerahmu, Cintain Indonesiamu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenapa dari Desalah Orang-orang Hebat Lahir?

22 Mei 2016   12:20 Diperbarui: 23 Mei 2016   11:08 2583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak desa. dpreview.com

Setiap manusia pasti punya cita- cita untuk membangun bangsanya. Setiap cita- cita itu akan diperjuangkan, didedikasikan mati matian. Dalam perjalanan mewujudkan cita- cita itu, ada yang sukses, ada yang gagal.

Kegagalan membangun sesuatu sangat sering terjadi. Faktor kegagalan itu karena dia berhenti berusaha. Karena sebenarnya dengan usaha yang terus menerus, hanya ada satu pilihan hasil, namanya kesuksesan.

Dari banyaknya kisah inspiratif bangsa kita, Mereka yang hebat justru bukan dari orang- orang hebat yang tinggal serba ada di kota metropolitan, tapi justru dari desa, dari pinggiran, dari daerah kumuh, yang tingkat ekonomi dan kesejahteraanya biasa saja.

Ada banyak sekali contoh orang desa yang lalu sukses. Tak tanggung- tanggung, kesuksesan mereka bahkan melampaui berbagai generasinya. Salah satu orang yang bisa kita jadikan contoh adalah presiden ketujuh Indonesia.

Desa dan Kentalnya budaya masa lalu

Sejarah negara kita dibentuk dari daerah. Masing masing daerah yang memiliki kebudayaan, suku, tradisi, bersatu, diikat menjadi sebuah negara bernama Indonesia. Jauh sebelum ada Indonesia, negara ini sudah memiliki kedaulatan yang diakui oleh negara lain. 

Ada Sriwijaya, ada Kediri, Majapahit, Mataram, Padjajaran, Bali, Singasari, Kalingga, Aceh, Banten, Melayu dan banyak lagi kerajaan yang memiliki kedaulatan pada masanya. Wilayah yang terbentang, yang sekarang dari kota Aceh dan Papua ini sebelumnya disebut sebagai Nusantara.

Nusantara memiliki gaya hidup yang unik, berbeda dengan banyak negara- negara lain, misalnya di Benua Eropa, Amerika, atau bahkan di Asia Timur. Nusantara sangat kental dengan tradisionalitas, dan sepertinya dengan itulah wilayah ini berkembang dan melintasi generasi-generasinya.

Masyarakat terbiasa hidup apa adanya, sederhana. Sebagian besar dari mereka hidup sederhana bukanlah sebuah pilihan, tapi keterpaksaan karena tidak memiliki banyak kekayaan. Potret kaya – miskin ini bukan saja kentara akhir- akhir ini, tapi sejak dahulu kala. 

Seperti kita ketahui, dalam budaya jawa misalnya, ada bendoro, ada abdi dalem. Sistem itu adalah sistem yang diterapkan dalam sistem kerajaan di tanah air kita.

Dalam agama Hindu, ada kastanisasi. Masing- masing kasta tak bisa membaur, karena memiliki wilayah dan semacam levelnya sendiri- sendiri. Kehidupan itu berlangsung sangat lama, sampai masuknya islam di Nusantara. Bahkan, setelah islam masuk pun, budaya itu tetap berlaku, misalnya dalam beberapa kerajaan di tanah jawa. Salah satu kerajaan yang menerapkan itu adalah Kasultanan Mataram atau Keraton Yogyakarta.

Dalam kehidupan kehidupan keraton, jauh sekali jarak antara abdi dalem dengan kerabat keraton. Antara mayarakat biasa dengan pemangku kebijakan di keraton. Ruang yang berbeda itu sama sekali tak bisa dicampur, sehingga ada kesenjangan yang jauh, ada tingkat kesejahteraan hidup yang juga jauh.

Dari bebrapa jenis perbedaan itu, lalu akan muncul keinginan untuk mengangkat derajat sebuah keluarga. Tekad itu biasanya dimiliki dan dilakukan oleh anak- anak mereka, sebuah trah dalam suatu masyarakat. Tanpa paksaan, anak- anak yang lahir dalam kondisi keluarga kurang mampu memiliki etos kerja dan etos berkembang sangta tinggi. Mereka akan melakukan apa saja demi kehidupan yang lebih baik.

Anak Desa Kaya Inisiatif

Seorang anak desa, yang karena dia ingin bermain dengan teman-temannya sementara tak punya uang untuk membeli berbagai jenis permainan, akhirnya membuat permainan sendiri, dari kayu, dari serabut kelapa, dari batang pisang pisang, bambu, dan apa saja yang dia punya. 

Dari keinginan untuk memiliki sesuatu ini akan muncul keinginan yang terus menerus berkembang. Dari kekurangan ini muncul motivasi untuk mennemukan sesuatu yang lebih.

Motivasi hebat memang bukan berasal dari motivator atau orang- orang hebat yang setiap saat memberi nasehat, atau bahkan orang- orang yang kehidupanya tercukupi. Tapi motifasi akan lahir dari kondisi keterbatasan, keterpaksaan dan kekurangan. Dari kondisi itu akan muncul inisiatif, kreatifitas dan inovasi untuk membangun sesuatu. Apabila dilakukan dengan sungguh- sungguh, akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Impian- impian besar mereka akan tumbuh seiring dengan inisiatif yang berhasil dibangun sedikit-demi sedikit. Suatu hari saat mereka mampu dan punya kesempatan, anak desa akan terus ingat bahwa masa kecilnya penuh perjuangan .

Anak desa Punya Cita-cita dan Totalitas yang Kuat

Seorang anak desa, yang lahir dan besar dengan kondisi yang serba kekurangan, pasti berbeda dengan orang kota yang hidupnya serba tercukupi. Meskipun tidak semua orang kota bernasib baik, tapi tempat tinggal ini seperti memiliki kekuatan tersendiri.

Semangat yang dimiliki orang desa, yang ditempa dari banyaknya kekurangan hidupnya, dari keinginan yang tinggi untuk mengankat derajatnya dan keluarganya, akan sangat dahsyat dan memiliki kekuatan yang jauh lebih lebih hebat dari sekedar anak- anak yang hidupnya dijamin dengan ekonomi berlebih.

Orang desa yang dengan berbagai keterbatasan yang dia miliki, suatu saat ketika dia sudah berhasil, tidak akan mudah melupakan dan terbawa arus dunianya yang baru. Dia akan tetap teguh, mengingat betapa dulu hidupnya jauh dari kondiosinya sekarang. Nilai itulah yang mungkin menjadi salah satu motivasi orang- orang desa bisa menjadi orang besar di kemudian hari.

Cita- cita yang berhasil dia bangun, dia kembangkan akan terus mengalir mwnjadi bagian dari misi hidupnya. Anak desa sudah ditempa dengan kesusahan, kesulitan, sehingga mereka belajar punya totalitas dalam mengerjakan segala sesuatu. Hasil dari totalitas inilah yang kemudian membuat dia tahu bahwa kesuksesan itu hanya satu- satunya buah dari usaha yang dilakukan terus menerus.

Anak Desa Keinginan Merantaunya Tinggi

Sebagian besar orang sukses, bukan dari daerah aslinya dimana dia dilahirkan dan sukunya berasal. Sebagian besar itu adalah orang – orang yang merantau, mencari kehidupan baru dan mengadu nasib di tempat baru.

Perantauan memang bukan tempat pilihan untuk berleha- leha, santai dengan keadaan yang seadanya. Nerimo ing pandum, tidak lagi menjadi semboiyan masyarakat yang telah meninggalkan kampung halamannya.

Di tempat yang baru, anak desa pasti menemui banyak sekali tantangan. Kesulitan yang dia rasakan pasti akan membuat dia terpaksa, sehingga harus melakukan apapun untuk bertahan dan agar tetap hidup. 

Jauh dari keluarga, jauh dari sanak saudara, mungkin itulah alasan yang membuat motivasi mereka semakin tinggi. Kepercayaan diri mereka meningkat. Malu mereka hilang. Orang perantauan yang memiliki niat dan tekat untuk mengubah hidup, semua dari mereka pasti sukses di kemudian hari.

Banyak sekali alasan kenapa desa adalah tempat yang banyak melahirkan orang- orang hebat. Karena ditempa, karena diberi nilai, karena mereka punya cita- cita yang tinggi. Kalau kamu bagian dari anak desa, masihkan kamu berpikir panjang untuk berlama-lama menanti kesuksesanmu?

Salam dari anak Desa. memulay.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun