Mohon tunggu...
Agung Prasetyo
Agung Prasetyo Mohon Tunggu... -

Bekerja agar tetap hidup, menulis agar tetap waras, bermain tenis agar tetap ceria, dan mengaji agar paham jalan pulang.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tenis 'Melambai'

20 April 2012   04:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:23 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah satu set yang seru dalam latihan tenis rutin kantor, kami pun beristirahat sambil melepas pandangan ke lapangan lain. Terjadilah percakapan ini,

"Eh itu cewek apa cowok yang main ya?"
"Cowok lah, Bang. Keliatan dari posturnya, kok"
"Tapi kok gayanya gitu ya..."
"Iya ya, gemulai gitu..."
"Jangan-jangan sekong* juga, nih, hehe..."
"Tapi lumayan gerakan swingnya"
"Tapi tetep aja sekong, hehe...Auw auw..."
"Haha, tapi lu juga belum tentu menang kalo lawan dia, Bang"
"Hehehe..."


Semampai tubuhnya, gemulai gayanya. Sekilas pandang kami menyimpulkan bahwa lelaki ini gayanya memang agak kurang 'lelaki'. Kami tak mendengar jelas suaranya saat memukul bola, tapi kami curiga suaranya pun feminin. Auw, auw...

Pada sesi latihan yang lain, saya berpasangan dengan lelaki gemulai yang lain. Tubuhnya lebih atletis, bedanya pakai anting di kanan dan kiri. Oww, pertama kali melihatnya saya langsung paham. Pukulannya bagus dan kencang, lebih konsisten daripada saya, sehingga disimpulkan bahwa pukulannya tidak merepresentasikan penampilannya. Kemudian satu bola tepat dipukul mengarah ke tubuhnya, dan..."Auuwww!"

Setiap pemain jelas berhak punya gaya permainannya sendiri, termasuk caranya memukul dan berteriak. Bisa jadi kasusnya lelaki yang gayanya perempuan, dan sebaliknya. Selama masih ikut aturan permainan, nothing's wrong with that. Yang jelas saya belum pernah tahu ada pemain tenis profesional putra dengan pembawaan seperti putri. Jelas bisa jadi sasaran bully yang empuk.

Pria-pria melambai rasanya makin bertambah dan ternyata tenis pun kebagian jatah. Bisa saja lelaki itu sudah belajar tenis sejak lama saat masih bergaya lelaki, lalu seiring waktu ia berubah pikiran untuk bergaya 'perempuan', namun tetap bermain tenis. Hasilnya, tenis 'melambai'. Atau kemungkinan lain, saat sudah bergaya 'perempuan', baru belajar tenis. Hasilnya, 'tenis melambai' juga. Ah, sama saja.

*sekong = senang b*kong

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun