Mohon tunggu...
Agung Pramono
Agung Pramono Mohon Tunggu... Guru - Guru dan penulis

Agung Pramono berprofesi sebagai guru. Hoby menulis, olah raga dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Akibat Anak Melupakan Kebaikan Orangtua

1 November 2022   16:05 Diperbarui: 1 November 2022   16:11 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hiduplah seorang ibu bersama anaknya

Berjuang hidup demi permata hatinya

Ada rasa bahagia didalam kalbunya

Karena sang anak sayang padanya

Dia sangat manja

Selalu menamani ibunya berdagang

Dia selalu setia

Menemani ibunya menjual ikan

Tak  terasa sang anak beranjak dewasa

Sudah waktunya menggantikan peran ibunya

Namun sang anak punya hasrat berbeda

Melihat teman sebayanya kaya

Sang anak ingin merantau ke kota

Sang ibu berusaha melarangnya

Namun apa hendak di kata

Sang anak bersikeras bahwa akan baik-baik saja

Dengan berat hati sang ibu melepasnya

Rasa sedih teriring cucuran air mata 

Dekapan erat sang ibu sangat terasa

Sang anak hilang dari pandangan mata

Tak terasa sudah beberapa tahun berlalu

Sang ibu hidup berteman sepi

Tidak ada kabar berita dari sang anak

Hingga terdengar anaknya sudah menikah 

Anaknya sudah menjadi orang kaya

Tak mengenali lagi ibunya

Rasa sedih dan marah terasa

Hingga sang ibu berdoa dan menyumpahi anaknya

Langit bergemuruh terasa

Kapal terombang ambing oleh suasana

Sang anak menyesali perbuatannya

Namun semua sia-sia belaka

Kepingan kapal berserakan

Doa dan kutukan ibu menjadi nyata

Sang anak durhaka menjadi batu

Akibat melupakan kebaikan ibu

Tangerang Selatan/1 November 2022

Tantangan Om Jay #Docjay1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun