Screnshoot Pixabay
Kita ini mengaku menjadi penulis atau memang menjadi penulis. Kata orang yang namanya penulis ya menulis. Hasil karyanya bisa berbentuk tulisan di surat kabar, tulisan di media online, tulisan di platform menulis atau menulis dalam bentuk buku. Maka sah lah kita di sebut dengan penulis.Â
Penulis ada yang menjadikan profesi, bahwa sumber penghidupannya dari hasil menulis. Baik menulis artikel di surat kabar yang langsung mendapat bayaran. Menulis di platform yang mendapat kontrak dan dinilai dengan uang. Bisa juga mendapat royalti dari hasil penjualan buku. Intinya memang menulis menjadi sumber kehidupannya.
Menulis ada yang menjadi pekerjaan sambilan. Ada seorang dokter hoby menulis, sehingga menghasilkan karya beberapa buku. Ternyata laku di pasaran. Seorang guru, tulisannya selalu menghiasi koran-koran ternama. Â Pekerja lain namun memiliki tulisan di platform menulis sehingga mendapat uang tambahan. Intinya menulis bukan sebagai penghasilan utama.
Sekarang kita akan membahas, sebenarnya kita ini termasuk penulis seperti apa ya, apakah penulis yang gampang membuat tulisan, ataukah penulis yang susah mengeluarkan ide menjadi sebuah karya ? Simak yang disampaikan bang Tubagus Salim
Secara umum ada dua tipe penulis, yaitu penulis spontan dan penulis yang penuh dengan persiapan. Penulis spontan adalah penulis yang langsung menulis ketika mendapat ide bagus. Sehingga setiap ada ide langsung diekskusi menjadi sebuah tulisan. Cuma kelemahannya karena idenya tidak dipersiapkan dengan matang maka tulisannya tidak selesai karena suka buntu di tengah jalan.
Penulis yang penuh persiapan adalah tipe penulis yang banyak pertimbangan ini dan itu, menyaring ide-ide yang masuk, membuat kerangka tulisan, mencari referensi dan lain-lain dengan matangnya. Cuma karena banyak pertimbangan maka eksekusi menulisnya juga agak lambat. Namun asal konsisten penulis tipe ini akan menghasilkan karya meski agak lama.
Nah diantara kedua tipe penulis tersebut ada tipe penulis yang muncul yaitu tipe penulis yang kadang spontan kadang menyiapkan diri dengan matang. Dia pilah dahulu jenis tulisannya. Jika artikel opini, esai, puisi dan cerpen maka bisa dilakukan dengan spontan. Namun jika harus membuat buku maka dia mempersiapkan dengan matang.Â
Tidak ada yang salah dengan penulis yang spontan dan yang penuh persiapan. Namun untuk membuat buku perlu persiapan yang matang atau dengan persiapan yang maksimal, sehingga tidak ada tulisan yang mangkrak atau berhenti ditengan jalan. Mulailah dari yang sederhana jika ada ide, terus ditulis. Ambil kira-kira ide mana yang bisa ditulis.
Tulislah ide yang kita kuasai. Ide yang kita senangi. Jangan tergoda dengan ide yang datang berikutnya. Jika kita tergoda maka ide kita tidak akan sampai pada sebuah tulisan. Ide tulisan hanya bertahan sebentar, diganti dengan ide yang lain yang belum tentu bisa selesai karena kita tidak konsisten.