Mohon tunggu...
Agung Pramono
Agung Pramono Mohon Tunggu... Guru - Guru dan penulis

Agung Pramono berprofesi sebagai guru. Hoby menulis, olah raga dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jangan Sampai Pergi Tanpa Hasil, Periksa Dahulu...

13 September 2022   19:25 Diperbarui: 13 September 2022   19:37 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler


"Pak, kok mataku berkunang-kunang ya," kata Ratih kepada Arman suaminya.
Waktu menunjukkan jam 03.00 pagi.

Arman pun beranjak mengambilkan obat. Segelas air putih pun dibawanya. Istrinya akhirnya meminum obat nyeri perut. Karena selain kunang-kunang Ratih juga sakit perut.

Setelah minum obat , Ratih memejamkan mata berharap tertidur dan bangun tidur sembuh. Ternyata berselang waktu Ratih muntah. Keringat dingin membasahi kepalanya.

Arman sedikit gugup, dan berusaha untuk menenangkan diri. Mata yang tadi mengantuk akhirnya terbuka lebar.


" Dik Ratih, mau makan biskuit."Hanya anggukan. Mata Ratih terpejam. Arman memberikan biskuit di mulut Ratih. Lumayan 3 keping biskuit habis. Akhirnya Ratih terlelap sejenak.


" Mas, mana plastik tadi," tanya Ratih

Akhirnya Ratih muntah lagi diplastik yang diberi Arman. Arman bingung juga sakit apa yang diderita istrinya.
Namun setelah muntah yang kedua, Ratih tertidur pulas. Adzan subuh yang membangunkan Ratih untuk sholat subuh.

Setelah sholat subuh Ratih tertidur lagi. Arman mencarikan sarapan buat istrinya. Menu sarapan soto menjadi pilihan. Sesampai dirumah akhirnya mereka sarapan pagi.
Kondisi Ratih sudah membaik, walau tak banyak sarapannya.
.
.
.
Waktu menunjukkan jam 09.00 pagi.


"Mas Arman, anterin aku periksa ke dokter ya,"


"Dokter mana?"


"Dokter Esti saja ya, di balkes," jawab Arman.

Untuk mempercepat proses dan agar Ratih tak menunggu lama maka Arman diminta mendaftar dulu. Karena kalau banyak maka akan antri dan Ratih kelamaan menunggu.

" Syarat ndaftar KTP mas, cari di dompet ya, " kata Ratih.


" Iya." jawab Arman sembari turun ke bawah dan mencari KTP istrinya di dompet.


Setelah ketemu KTP ditaruh dulu dimeja oleh Arman. Dia bergegas mencari jaket dan mengambil dompet.

Setelah mengeluarkan motor, Arman langsung saja bergegas menstar motor ngacir menuju balai kesehatan yang berjarak dua km.
Sesampai di balkes dengan prokes yang ketat Arman masuk. Nampak lima orang berdiri didepan Arman. Berarti nomor urut enam

Nampak pengantri no urut satu selesai. Sekitar tiga menit. Berarti sekitar limabelas menit lagi.


" Siapkan KTP pak, siapa yang sakit,"? tanya petugas mengagetkan Arman.


Dicarinya di kantong jaketnya. Nampak kosong. Tangannya mencari di saku celana. Nggak ada juga.


"Wajib KTP ya pak?" tanya Arman sembari mengingat-ingat.

"Ooo tadi saya taruh meja belum saya ambil," bisiknya.


"Saya pulang dulu pak!" seru Arman meninggalkan balai kesehatan.


Sepeda motor diambil di parkiran, langsung gass pulang. Sesampai dirumah dilihatnya KTP Ratih diatas meja.


" Kok bisa ya tertinggal..," kata Arman .sambil menaruh telapak tangan di jidat.  Persis kaya di sinetron-sinetron.

#pesan moral : sebelum bepergian cek dahulu yang akan dibawa sehingga kita tidak akan pulang tanpa hasil.
   Teman-teman yang punya cerita mirip boleh tinggalkan jejak dikolom komentar.

Tangsel/ 13 September 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun