Mohon tunggu...
Agung Pramono
Agung Pramono Mohon Tunggu... Guru - Guru dan penulis

Agung Pramono berprofesi sebagai guru. Hoby menulis, olah raga dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku Harus Ikhlas

11 September 2022   07:15 Diperbarui: 11 September 2022   07:17 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Arman akhirnya harus menentukan pilihannya. Ratih yang dipacari sejak SMP ternyata punya pilihan lain. Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar, sudah banyak cerita yang terukir mesra.

Selama ini sebetulnya Ratih suka menyakiti hati Arman. Walau pacaran dengan Arman, namun dia suka jalan dengan lelaki lain. Luka dihati Arman membuat dia ingin memutuskan cintanya. Namun asal ketemu Ratih, ada perasaan tak tega.

"Siapa laki-laki yang mengantarmu pulang tadi"?

"Mas Arman cemburu ya."

"Nggak, ngapain aku cemburu," jawabku dingin.

"Kalau nggak cemburu ngapain tanya-tanya,"

Tangan lembutnya secepat kilat merangkul Arman. Sejenak Arman selalu terpedaya dengan permainan tangan yang lentik itu. Belaian Ratih yang selalu meluluhkan hati Arman untuk mengakhiri semua.

Arman memang ingin membahagiakan Ratih. Jatuh bangun dia perjuangkan untuk menyenangkan gadis yang dia pacari semenjak SMP.

Arman serius mencintai Ratih. Cuma sering percintaannya diselingi rasa sakit hati yang mendalam.

Sering Ratih tak menepati janji untuk bertemu dengan banyak alasan. Ternyata selidik punya selidik dia lagi bersama teman lelaki yang lain.

"Apa ini dik Ratih,"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun