Mohon tunggu...
Agung Pramono
Agung Pramono Mohon Tunggu... Guru - Guru dan penulis

Agung Pramono berprofesi sebagai guru. Hoby menulis, olah raga dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Becak Kenangan

10 September 2022   21:44 Diperbarui: 10 September 2022   21:53 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Semua kita pastinya mengenal yang namanya alat transportasi jaman dulu dan sampai saat ini pun masih ada dengan variasi dan modifikasi dari pemiliknya. Sepakat bahwa becak adalah alat transportasi dengan roda tiga. Dimana yang dua roda didepan yang satu roda dibelakang. Dengan cara dikayuh oleh abang becaknya dibagian belakang. Penumpang ada di depan dengan duduk manis. Sepakat kah ?.

Kalau transportasi dengan tiga roda, dimana roda depan satu dan roda belakang dua dengan menggunakan mesin itu pastinya bemo dimana pengemudi mengendalikannya didepan. Modifikasi dari becak asli ada yang menggunakan mesin sehingga abang becak tidak mengayuh lagi.

Semua kita pasti bisa naik sepeda, bisa pula naik sepeda motor. Nah bagaimana dengan naik becak ? Pasti belum tentu semua bisa.Maksudnya kita sebagai abang becaknya yang mengendalikan laju becaknya.

####

Suatu sore aku sedang duduk- duduk bertiga dengan Gunawan dan Mulyadi. Kita bercerita kemana-mana dari masalah kuliah, masalah keluarga, masalah kost-kost an bahkan masalah menu diwarung yang enak dan murah. Maklum kami anak kost yang harus irit agar tetap sekolah.

Disaat kami kehabisan cerita, Mulyadi mengajakku naik becak.

" Gung, naik becak yuks mumpung bapak kost pergi.”

Mendengar ajakan Mulyadi aku masih mikir- mikir dan ternyata Gunawan tanpa komentar langsung beranjak dari tempat duduknya menuju tempat dimana becak terparkir.

Mulyadipun langsung mengikutinya langsung pada duduk di bagian depan.

" La kok pada duduk depan, siapa yang kayuh becaknya?" tanyaku sambil garuk-garuk kepala.

" Ya kamu Gung, kan badanmu gemuk," jawab Gunawan dan Mulyadi secara bersamaan.

. Becak terus kukayuh dari Mendungan sampai UMS. Sesampainya di toko jeans kami berhenti, Gunawan dan Mulyadi langsung turun dan langsung masuk ke toko itu.

"Wah aku ketiban apes lagi, nggak bisa masuk dan harus jaga becak takut hilang.

Akhirnya mau nggak mau aku nunggu becak dan menunggu Gunawan dan Mulyadi keluar dari toko jeans tersebut.

" Maas... Apakah bisa mengantar saya ke Kartasura."suara lembut dari seorang mahasiswi membuyarkan lamunanku.

Kulihat mahasiswi dengan almamaAkhirnya dalam sejarah hidupku, aku menjadi abang becak. Akhirnya becak kukayuh, walau agak berat dan agak pelan jalannya karena memang ini hal yang pertamater UMS dengan wajah yang manis dan berjilbab biru  sudah ada didepanku.

" Bi…bisa  mbak, " jawabku dengan gugup.

Akhirnya gadis manis tersebut, naik dibecakku. Dengan percaya diri kukayuh becak dengan semangat membara. Gadis di dalam becak menjadi penyemangatku. Gunawan dan Mulyadi akhirnya aku tinggal juga. Becak kukayuh dengan sempurna sampai Kartasura. Aku seperti abang becak sesungguhnya.

Memori Kartasura/ 10 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun