Maroko merupakan negara dengan garis pantai yang sangat panjang di samudra Atlantik, dengan populasi lebih dari 33,800,000 jiwa, yang beribukota di Rabat itu dengan kota terbesarnya Casablanca. Secara geografis Maroko memang daerah gurun dan pegunungan terjal. Â
Pekan ini Maroko sedang menjadi topik perbincangan hangat, berkat  sepak terjang timnasnya yang mampu melaju sampai semifinal, walaupun akhirnya kalah dari Prancis dengan skor 2:0, namun dengan menampilkan permainan yang terbilang stabil sejak penyisihan, perpaduan menyerang dan bertahan dengan transisi yang sangat cepat.Â
Bagaimana Maroko bisa berprestasi sedemikian ? Sehebat apa sih Timnasnya? Mampukah kita meniru mereka?Â
Timnas Maroko sendiri mendapat julukan "Singa Atlas" pada saat mereka mengikuti pertandingan resmi, baik saat tampil di Piala Afrika maupun Piala Dunia.Â
Berada dibawah federasi sepakbola kerajaan Maroko, yang dikenal sebagai FRMF, dengan kostum kebesarannya merah dan hijau. Permainan piawai Maroko yang  kemarin itu  tidak lepas dari taktik jitu pelatih Walid Regragui dengan  visi sepakbola modernnya.Â
"Timnas Maroko ini telah bermain di level tertinggi dan membuktikan pada dunia bahwa tidak ada yang mustahil," demikian pujian mantan punggawa timnas Maroko Abderrazak Khairi.Â
Tidak bisa dipungkiri memang, seluruh dunia tersihir dengan permainan atraktif, efektif, dan tajam. Canada, Spanyol bahkan Portugal sudah merasakan ketajaman penyerang-penyerang Maroko, dibawah kepemimpinan Roman Saiss.Â
Walid sebagai pelatih berkarakter kuat, mengakui bahwa kita tidak bisa memenangkan Piala Dunia dengan keajaiban, namun harus dengan kerja keras dan "Milkshake". Â Apa itu "Milkshake"? Ini ternyata ramuan rahasia yang bisa kita contoh.Â
Milkshake ini mengartikan campuran dari fasilitas timnas yang berkelas, pemain lokal berbakat, dan pemain keturunan bertalenta.Â
Diaspora bertalenta, seperti yang dilakukan PSSI saat ini dengan memanggil beberapa pemain keturunan berdarah Belanda maupun Inggris.Â