Mohon tunggu...
Agung Pebrianssyah
Agung Pebrianssyah Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Pendidikan IPS 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penangulangan Mental Anak di SDN Sri Asih Pada Masa Covid-19

29 Juli 2021   13:35 Diperbarui: 29 Juli 2021   14:05 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Itu Kesehatan Mental?

Pengertian kesehatan mental adalah sebagai kondisi saat batin terasa tentram dan tenang, sehingga dapat memaksimalkan potensi diri secara maksimal. Hal ini juga erat hubungannya dengan membangun relasi dan berinteraksi dengan orang lain. Umumnya, pengidap penyakit mental menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, memicu kehilangan orang terdekat, serta menurunkan performa saat di kantor maupun di sekolah.

Gangguan mental dapat menyerang berbagai usia, termasuk anak-anak dan remaja.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, Mental anak merupakan salah satu pencapaian dalam tumbuh kembang anak yang penting diperhatikan. Anak yang sehat secara mental memiliki energi positif untuk berkegiatan di sekolah, rumah, dan komunitas; dapat mengendalikan emosinya, dan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Ada banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami gangguan mental, antara lain:

Faktor keluarga, seperti adanya riwayat gangguan kejiwaan pada keluarga.

Faktor biologis yang biasanya disebabkan adanya gangguan kimia pada otak atau mengidap penyakit yang berkepanjangan.

Faktor kejadian dalam kehidupan, seperti adanya trauma akibat kekerasan, lingkungan tempat tinggal, kemiskinan, diskriminasi, atau bencana alam.

Di sekolah yang saya sedang lakukan riset yaitu SDN Sri Asih juga mengalami hal yang sama yaitu beberapa siswa yang mengeluh akan belajar daring di karenakan banyaknya tugas yang tidak masuk ke otak, bapak Edi Saprudin selaku wali kelas dari kelas 6 juga mengalami hal serupa yaitu susah nya anak untuk menreyap tugas-tugas yang diberikan olehnya maka dari itu efek dari sekolah daring ini sangatlah besar dikarenaka untuk kelas 6 yang akan melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi lagi harus banyak nya asupan dorongan dari guru maupun orang tua agar anak rajin belajar untuk ujian sekoah yang akan datang supaya mendapatkan hasil yang maksimal.

jadi saya sebagai calon guru yang akan datang pun merasakan hal yang sama menurut saya untuk menjadikan anak mental nya kuat pada masa pandemi saat ini guru harusnya membuat bahan ajar yang sangat menarik supaya anak ketika melakukan dan mengerjakan tugas tidak bosan seperti vidio animasi ataupun poster agar mereka senang dan selalu mengerjakan tugas dengan baik dan benar.

Refenensi :

Herrman, H., et al. (2005). Promoting Mental Health: Concepts, Emerging Evidence, Practice. A Report of the WHO. Geneva: World Health Organization.

Penulis : Agung Pebriansyah -- Pendidikan IPS UPI 2018

Dosen Pembimbing Lapangan : Bpk. Dr. Jenuri M.Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun