2. Kualitas: Sifat dan Karakteristik Transaksi
Kategori ini fokus pada menilai sifat transaksi, yaitu apakah transaksi tersebut mencerminkan kebenaran, kejujuran, dan relevansi dengan tujuan perusahaan. Auditor mengevaluasi apakah data yang disajikan dalam laporan keuangan mencerminkan realitas ekonomi atau rekayasa semata.
Hal-hal yang diperhatikan:
- Kredibilitas dokumen pendukung, seperti faktur, laporan bank, atau perjanjian kontrak.
- Kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PSAK/IFRS) atau peraturan perpajakan.
Sebagai contoh, jika ditemukan bahwa suatu perusahaan mencatat penjualan fiktif untuk meningkatkan pendapatan, maka transaksi tersebut masuk kategori berkualitas rendah dan perlu diselidiki lebih lanjut.
3. Hubungan: Koneksi Logis Antar Transaksi
Kategori ini menilai hubungan antartransaksi dan dampaknya terhadap laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor memeriksa apakah suatu transaksi terkait dengan transaksi lain yang mencurigakan atau apakah ada pola tertentu yang menunjukkan adanya niat untuk menyembunyikan sesuatu.
Sebagai contoh:
- Transaksi antarperusahaan afiliasi yang dilakukan dengan harga transfer yang tidak wajar mungkin bertujuan untuk menghindari pajak.
- Pengeluaran yang tidak biasa dalam satu divisi bisa saja berhubungan dengan manipulasi anggaran di divisi lain.
Dengan menganalisis hubungan antartransaksi, auditor dapat menemukan alur logis yang membantu mengidentifikasi akar masalah.
4. Modalitas: Kemungkinan, Kepastian, dan Keharusan
Modalitas dalam konteks ini mengacu pada tingkat kemungkinan, kepastian, atau keharusan dari suatu transaksi berdasarkan peraturan yang berlaku. Auditor mengevaluasi apakah transaksi tersebut wajib dilakukan, pilihan opsional, atau melanggar hukum.
Contoh penerapannya:
- Apakah transaksi tertentu memiliki dasar hukum yang kuat?
- Apakah kewajiban pajak telah dilaporkan dengan benar?
- Apakah transaksi tertentu sesuai dengan kebijakan perusahaan atau bertentangan?
Dalam banyak kasus, pelanggaran hukum atau ketidakpatuhan sering kali ditemukan melalui analisis kategori modalitas ini.
Peran Kategori Transendental dalam Audit Investigasi
Metode 4:12 kategori transendental ini memberikan pendekatan yang lebih terstruktur dalam memahami transaksi, khususnya pada audit investigasi dan perpajakan.