Persamaan kuadratik orde tinggi, seperti pada soal 2, menggambarkan perhitungan yang lebih kompleks dan sering kali digunakan untuk proyeksi atau penilaian yang memerlukan asumsi variabel dalam jangka panjang. Perhitungan seperti ini tidak lazim dalam Transfer Pricing (TP) sehari-hari, namun bisa menjadi sangat relevan dalam situasi yang melibatkan pengalokasian biaya yang memberikan dampak signifikan pada performa grup perusahaan, khususnya dalam biaya penelitian dan pengembangan (R&D) atau inovasi teknologi. PMK No. 172 Tahun 2023 mengharuskan perusahaan untuk melakukan pendekatan yang wajar dan objektif dalam menentukan harga atau biaya untuk transaksi antar perusahaan afiliasi. Dalam konteks ini, persamaan kuadratik dapat memberikan model yang berguna untuk menganalisis bagaimana nilai suatu inovasi atau investasi jangka panjang memberikan kontribusi laba kepada afiliasi dalam periode tertentu.
Persamaan kuadratik ini bisa digunakan dalam Transfer Pricing untuk memodelkan perubahan yang rumit dalam kontribusi atau laba berdasarkan faktor-faktor jangka panjang, seperti inovasi atau riset yang dilakukan oleh perusahaan induk. Ketika perusahaan mengalokasikan biaya R&D ke seluruh grup, biaya tersebut tidak selalu menghasilkan kontribusi pendapatan secara langsung di tahun yang sama. Dampak dari inovasi atau teknologi baru yang dihasilkan dari R&D mungkin hanya akan terlihat beberapa tahun kemudian dan memengaruhi kinerja anak perusahaan secara signifikan. Oleh karena itu, menggunakan pendekatan matematika yang lebih kompleks, seperti persamaan kuadratik orde tinggi, membantu perusahaan memproyeksikan bagaimana nilai dari inovasi ini bisa berdampak pada kinerja laba di masa depan.
Contoh nyata dalam implementasi Transfer Pricing adalah saat perusahaan global memiliki anak perusahaan yang beroperasi di sektor industri teknologi atau manufaktur berteknologi tinggi, di mana riset dan inovasi menjadi faktor kunci keberhasilan. Bayangkan anak perusahaan B dan C beroperasi di dua wilayah berbeda, dengan kondisi pasar yang berbeda pula. Karena biaya R&D di perusahaan A telah dialokasikan ke anak perusahaan B dan C, keduanya akan mengalami peningkatan daya saing dan keuntungan jangka panjang yang beragam. Untuk menghindari penyimpangan, perusahaan dapat menggunakan model persamaan kuadratik yang mempertimbangkan variabel-variabel khusus yang berdampak pada kedua anak perusahaan dalam proyeksi alokasi biaya R&D. Hasil ini membantu perusahaan menentukan proporsi pendapatan atau kontribusi laba yang masuk akal antara anak perusahaan B dan C.
Sesuai dengan PMK No. 172/2023, pendekatan matematis seperti ini juga mendukung transparansi dalam menentukan biaya atau harga transaksi antar afiliasi. Sebab, dokumentasi yang dihasilkan dari pendekatan yang terstruktur dan berbasis pada model perhitungan yang sesuai akan membantu perusahaan dalam memenuhi syarat kepatuhan dan memberikan justifikasi yang masuk akal saat pihak otoritas pajak melakukan audit. Menggunakan metode perhitungan yang komprehensif mengurangi risiko koreksi pajak, yang bisa terjadi jika otoritas pajak menemukan ketidakwajaran dalam metode pengalokasian biaya atau laba antar entitas afiliasi.
Soal 3: Persamaan Linear
Persamaan linear seperti pada Soal 3, sering kali menjadi alat utama dalam analisis Transfer Pricing (TP) untuk mengalokasikan beban biaya operasional atau pendapatan antara beberapa entitas. Metode ini berguna dalam mengatur pembagian secara proporsional, yang berarti bahwa setiap entitas menanggung biaya atau mendapatkan bagian pendapatan yang sesuai dengan kontribusi masing-masing. Pendekatan ini relevan dalam konteks peraturan PMK No. 172 Tahun 2023, di mana penetapan harga antar perusahaan afiliasi harus didasarkan pada prinsip kewajaran dan kesesuaian dengan kondisi pasar.
PMK No. 172/2023 memberikan arahan mengenai kewajaran dan kesesuaian dalam penentuan harga untuk transaksi antara entitas afiliasi, serta mengharuskan perusahaan untuk mendokumentasikan metode yang digunakan untuk alokasi tersebut. Dalam hal ini, persamaan linear sering diterapkan dalam pengalokasian biaya administrasi atau biaya umum yang dialokasikan oleh perusahaan induk kepada anak perusahaan. Penggunaan persamaan linear menawarkan pendekatan yang langsung dan transparan dalam proses pengalokasian ini, sehingga memungkinkan perusahaan untuk membagi beban biaya secara proporsional dan mencerminkan kontribusi yang diberikan setiap anak perusahaan.
Sebagai contoh, bayangkan perusahaan induk yang memiliki dua anak perusahaan yang beroperasi di dua negara yang berbeda. Setiap anak perusahaan ini memiliki kontribusi yang berbeda terhadap keseluruhan rantai nilai grup, tetapi sama-sama memanfaatkan layanan administratif dari kantor pusat atau fasilitas umum yang disediakan oleh perusahaan induk. Jika biaya administrasi atau biaya umum ini dialokasikan secara tidak proporsional, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam pembebanan pajak antara kedua anak perusahaan. Akibatnya, salah satu entitas mungkin akan menanggung biaya yang lebih besar dari kontribusi sebenarnya, yang bisa berdampak pada profitabilitas dan beban pajak yang mereka harus laporkan di negara masing-masing.
Dengan menerapkan persamaan linear dalam perhitungan TP, perusahaan dapat lebih akurat dan objektif dalam membagi biaya ini. Persamaan linear memungkinkan perusahaan untuk menggunakan satu variabel yang mewakili proporsi yang wajar untuk setiap entitas, sehingga dapat memastikan bahwa setiap anak perusahaan menanggung bagian biaya yang sesuai dengan kapasitasnya untuk menanggung beban tersebut dan kontribusi mereka dalam kegiatan operasional grup. Dalam hal ini, biaya yang dibebankan pada setiap anak perusahaan dapat disesuaikan berdasarkan ukuran operasional atau indikator yang menunjukkan besaran manfaat yang diperoleh masing-masing anak perusahaan dari layanan yang diberikan oleh perusahaan induk.
Kesimpulan dari analisis ketiga soal ini menunjukkan bagaimana berbagai jenis persamaan matematika memiliki relevansi yang signifikan dalam perhitungan Transfer Pricing (TP).