Mohon tunggu...
Agung Parningotan
Agung Parningotan Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110020 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuis 5 - Pemeriksaan Pajak - Semiotika Umberto Eco untuk Memahami Audit Pajak

15 Oktober 2024   22:06 Diperbarui: 15 Oktober 2024   22:19 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu elemen utama dalam audit pajak adalah pemeriksaan dokumen. Setiap dokumen dalam audit pajak merupakan sebuah sign atau tanda yang memiliki makna tertentu. Misalnya, laporan laba rugi dapat dianggap sebagai penanda dari kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu. Dengan menggunakan pendekatan semiotika, auditor dapat menguraikan makna dari laporan tersebut dan mengidentifikasi potensi penyimpangan.

Dalam proses audit, auditor harus mampu memahami konteks dari setiap tanda yang mereka temukan dalam dokumen. Misalnya, catatan keuangan yang menunjukkan laba bersih mungkin memiliki interpretasi yang berbeda tergantung pada industri tempat perusahaan beroperasi. Dengan pendekatan semiotika, auditor dapat menilai apakah tanda tersebut sesuai dengan norma dan standar industri atau apakah terdapat anomali yang memerlukan investigasi lebih lanjut.

  1. Komunikasi antara Auditor dan Auditee

Pendekatan semiotika Eco menekankan pentingnya komunikasi dalam membangun pemahaman yang sama antara dua pihak yang berinteraksi. Dalam audit pajak, auditor dan auditee sering kali memiliki perspektif yang berbeda tentang makna dari tanda-tanda tertentu. Oleh karena itu, penting bagi auditor untuk mengomunikasikan temuan mereka dengan jelas kepada auditee, sehingga auditee dapat memberikan klarifikasi atau penjelasan yang tepat.

Misalnya, ketika auditor menemukan data yang tampaknya tidak konsisten, auditor dapat menggunakan pendekatan semiotika untuk menjelaskan bagaimana mereka menafsirkan data tersebut. Auditee kemudian dapat menjawab berdasarkan konteks bisnis mereka, memberikan penjelasan yang mungkin tidak terlihat jelas dari sekadar membaca data mentah. Dengan demikian, komunikasi yang efektif dapat mengurangi potensi konflik atau kesalahpahaman selama proses audit.

  1. Penafsiran Berkelanjutan (Unlimited Semiosis)

Salah satu konsep penting dari semiotika Eco adalah unlimited semiosis, yaitu proses penafsiran tanda yang tidak pernah berhenti. Dalam audit pajak, hal ini relevan karena data dan informasi yang dihadapi auditor sering kali memerlukan penafsiran yang terus menerus. Setiap data yang ditemukan dapat mengarah pada penemuan baru yang memerlukan analisis lebih lanjut.

Misalnya, jika auditor menemukan bahwa sebuah perusahaan memiliki laba yang lebih rendah dari yang diharapkan, hal ini mungkin menjadi tanda adanya manipulasi laporan keuangan. Namun, dengan menggali lebih dalam dan menafsirkan tanda-tanda lain, seperti transaksi afiliasi atau catatan pajak sebelumnya, auditor dapat menemukan penjelasan yang lebih mendalam mengenai ketidaksesuaian tersebut. Proses ini merupakan aplikasi dari unlimited semiosis, di mana tanda-tanda dalam audit tidak hanya dilihat secara terpisah, tetapi sebagai bagian dari jaringan tanda yang lebih besar.

Kesimpulan

Pendekatan semiotika Umberto Eco memberikan perspektif baru dalam memahami audit pajak. Dengan melihat audit sebagai proses komunikasi yang melibatkan interpretasi tanda-tanda, auditor dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang data yang mereka analisis, serta membangun komunikasi yang lebih efektif dengan auditee. Melalui penerapan semiotika, auditor dapat mengidentifikasi potensi ketidakpatuhan dengan lebih baik, sekaligus menghindari kesalahpahaman yang mungkin timbul akibat interpretasi yang berbeda terhadap tanda-tanda dalam dokumen pajak. Dengan demikian, semiotika tidak hanya relevan dalam teori komunikasi, tetapi juga memiliki aplikasi praktis yang signifikan dalam dunia audit pajak.

Referensi:

  • Eco, Umberto. (1976). A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press.
  • Chandler, Daniel. (2007). Semiotics: The Basics. Routledge.
  • Djankov, Simeon, et al. (2010). The Effect of Corporate Taxes on Investment and Entrepreneurship. American Economic Journal: Macroeconomics.
  • Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-15/PJ/2018 tentang Kebijakan Pemeriksaan
  • Modul K05_Semiotika Audit Pajak, dok. Prof Apollo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun