Mohon tunggu...
Agung Purnomo
Agung Purnomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, Ayo menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bagaimana nyamuk menggigit kulit manusia?

5 Desember 2024   08:54 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:38 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia yang dipenuhi dengan berbagai spesies, nyamuk menempati posisi unik sebagai hewan paling mematikan, mengklaim lebih dari satu juta nyawa setiap tahun. Walaupun gigitan nyamuk sering dianggap sepele, ancaman yang mereka bawa jauh lebih serius. Artikel ini akan membongkar mekanisme di balik gigitan nyamuk dan bagaimana mereka dapat menyebabkan penyakit berbahaya.

Nyamuk, khususnya yang betina, menggunakan belalai mereka, yang terdiri dari berbagai bagian kompleks, untuk menggigit dan menghisap darah. Belalai ini terdiri dari stiletto---jarum tipis yang digunakan untuk menusuk kulit---serta maksila dan mandibula, yang berfungsi untuk memisahkan jaringan saat menggigit. Di bagian dalam, labrum berperan sebagai probe untuk menemukan pembuluh darah, sementara hipofaring berfungsi seperti sedotan, menghisap darah yang telah terdeteksi.

Nyamuk betina memiliki kemampuan luar biasa untuk menemukan sumber darah. Mereka dilengkapi dengan neuron khusus yang mendeteksi karbon dioksida dan zat-zat kimia dari kulit kita, seperti asam laktat. Kombinasi sinyal ini membantu mereka mendekati mangsa dengan akurasi tinggi.

Setelah mendarat, nyamuk akan mencari tempat yang tepat untuk menggigit. Mereka menyuntikkan saliva ke dalam kulit, yang mengandung zat yang menghambat respons imun kita. Hal ini tidak hanya memudahkan mereka untuk menghisap darah, tetapi juga memungkinkan mereka menyebarkan penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan Zika. Dalam waktu singkat, patogen dapat memasuki aliran darah kita, menyebabkan infeksi yang serius.

Rasa gatal yang muncul setelah gigitan nyamuk disebabkan oleh reaksi imun tubuh terhadap saliva nyamuk. Histamin yang diproduksi tubuh menciptakan pembengkakan dan gatal, yang merupakan tanda bahwa sistem imun kita sedang beraksi. Namun, dengan paparan berulang, beberapa orang mungkin mengalami penurunan sensitivitas terhadap gigitan.

Dengan memahami cara kerja nyamuk, kita dapat mengambil langkah untuk melindungi diri. Menggunakan repellent, mengenakan pakaian pelindung, dan menghilangkan genangan air di sekitar rumah adalah beberapa cara efektif untuk mengurangi risiko gigitan.

Nyamuk bukan hanya sekadar hama; mereka adalah pembawa penyakit yang mematikan. Dengan menggali lebih dalam tentang bagaimana mereka menggigit, kita bisa lebih siap untuk melindungi diri dan mengurangi dampak yang mereka timbulkan. Pengetahuan adalah kekuatan, dan dalam hal ini, pemahaman tentang biologi nyamuk dapat menjadi pertahanan terbaik kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun