Mohon tunggu...
Agung Purnomo
Agung Purnomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, Ayo menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengubur kayu untuk melawan perubahan iklim

12 November 2024   07:55 Diperbarui: 12 November 2024   08:08 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menghadapi tantangan perubahan iklim membutuhkan solusi kreatif, dan salah satu cara yang sedang dipertimbangkan oleh para ilmuwan adalah metode yang sederhana namun menjanjikan: mengubur kayu. Menyimpan karbon dari atmosfer dengan cara ini diyakini bisa menjadi metode murah dan tahan lama untuk menjaga keseimbangan karbon dalam jangka panjang. Ide ini semakin mendapat perhatian setelah para peneliti di Kanada menemukan kayu yang terkubur selama ribuan tahun namun tetap utuh dan mempertahankan karbonnya.

Penemuan Log Kuno sebagai Bukti

Pada tahun 2013, ilmuwan iklim Ning Zeng dan timnya melakukan percobaan di Quebec, Kanada. Mereka berencana menggali parit yang akan diisi dengan kayu, lalu menutupnya dengan tanah liat untuk melihat apakah metode ini dapat menjaga kayu tetap terawetkan dan tidak membusuk. Dalam proses penggalian, mereka justru menemukan sebatang kayu berusia sekitar 3.775 tahun, yang ternyata masih menyimpan sebagian besar karbonnya. Kayu tersebut berasal dari pohon cedar merah Timur, yang terawetkan berkat lapisan tanah liat yang menutupi dan melindunginya dari oksigen dan mikroba perusak.

Mengapa Mengubur Kayu Bisa Menjadi Solusi

Pohon dan tanaman menyerap karbon dioksida (CO2) dari udara selama proses fotosintesis dan menyimpannya dalam bentuk jaringan tumbuhan. Namun, saat tanaman mati dan membusuk, karbon tersebut seringkali dilepaskan kembali ke atmosfer. Jika kayu dapat dikubur dalam kondisi tertentu yang mencegah proses pembusukan, karbon yang terkandung di dalamnya akan tetap terperangkap dan tidak kembali ke udara. Lapisan tanah liat diyakini berperan penting dalam hal ini karena membantu mencegah oksigen masuk, yang pada akhirnya menghambat aktivitas mikroba yang dapat merusak kayu dan melepaskan karbon.

Efisiensi Biaya dan Potensi Skalabilitas

Menurut penelitian yang dilakukan, biaya untuk mengubur kayu sebagai cara penyimpanan karbon ini dapat berkisar antara $30 hingga $100 per ton CO2, jauh lebih murah daripada teknologi penangkapan karbon lain yang membutuhkan biaya sekitar $100 hingga $300 per ton CO2. Teknologi penangkapan karbon modern memang menjanjikan, tetapi sering kali membutuhkan biaya besar dan infrastruktur yang kompleks. Sementara itu, metode penguburan kayu ini relatif mudah dan dapat diimplementasikan di berbagai lokasi dengan hanya membutuhkan tanah liat sebagai pelindung.

Masa Depan Penguburan Kayu

Dengan meningkatnya kebutuhan akan solusi iklim yang berkelanjutan, penelitian lebih lanjut tentang efektivitas penguburan kayu menjadi semakin penting. Jika metode ini berhasil direplikasi dalam berbagai kondisi lingkungan, maka bisa menjadi solusi praktis untuk menyimpan karbon secara besar-besaran. Diperkirakan, metode ini bisa menyimpan hingga 10 miliar ton karbon per tahun jika diterapkan secara global.

Metode ini tentu tidak bisa menjadi satu-satunya solusi dalam menghadapi perubahan iklim, tetapi dalam kombinasi dengan upaya lainnya, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan reboisasi, penguburan kayu menawarkan tambahan penting dalam strategi global melawan perubahan iklim.

Sumber: Jonathan Lambert (ScienceNews)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun