Mohon tunggu...
Agung Purnomo
Agung Purnomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, Ayo menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Algoritma Sosial Media dalam Pembentukan Kepribadian Seseorang

3 Februari 2024   06:15 Diperbarui: 3 Februari 2024   06:54 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosial media menjadi kebutuhan yang penting bagi setiap orang di zaman ini. Karena dengan itu seseorang dapat mendapatkan informasi dari berbagai sumber dengan waktu yang sangat singkat, lain hal itu karena memang menggunakan sosial media dapat membuat seseorang terhibur menjadi betah berjam-jam bahkan sampai lupa waktu. Dengan canggihnya teknologi zaman sekarang ini pasti dapat memudahkan seseorang untuk keperluan tertentu, tapi disini lain juga mempunyai pengaruh terhadap pola pikir seseorang.

Di dalam sosial media terdapat sistem yang dapat membuat kinerja sosial media secara teratur. Saya ambil contoh yakni aplikasi TikTok (salah satu aplikasi sosial media yang paling banyak digunakan khususnya negara Indonesia). Sistem tersebut bernama Algoritma. Algoritma yaitu sistem kompleks yang didesain untuk menyajikan konten kepada user berdasarkan ketertarikannya.  Algoritma terdapat diberbagai sosial media seperti Instagram, Facebook, dll.

Lalu apakah Algoritma ini dapat membentuk kepribadian baru?

Jika merujuk pada realita, hal ini tidak pasti. Artinya ada yang memang kepribadiannya terbentuk karena dengan sosial media. Mengapa begitu? Karena telah menghabiskan banyak waktu untuk melihat konten yang ada di sosmed khususnya tiktok. Dalam keadaan tida sadar apa yang telah ditonton, informasi tersebut akan masuk dalam pikirannya. Sehingga membuat orang itu mempunyai hal baru yang dapat diungkapkan dalam lisannya maupun perilakunya. Namun ada pula yang masih tetap dengan kepribadian bawaannya. karena tidak terlalu menonton sosial media. Namun bukan berarti tidak mendapatkan informasi. Mungkin orang semacam ini lebih tertarik pada informasi berbasis teks dari pada video pendek seperti TikTok.

Bagaimana pembentukan kepribadian yang disebabkan oleh sosial media?

Karena sosial media ini sifatnya individu (setiap orang memiliki sendiri). Jika seseorang terlalu terpacu pada sosial media mereka akan terus mengisi otak mereka dengan yang mereka tonton di video. Akibatnya orang akan memiliki sifat yang individualis, mereka tak peduli dengan sekitar mereka. Karena hanya fokus pada layar hp. Apalagi ketika lagi bersama -sama dengan teman. Ketika berbicara dan matanya ke arah layar. Tanpa sadar seseorang telah membuat orang lain tidak enak bahkan sakit hati karena pembicaranya tidak direspon. Selain hal itu juga bisa menyebabkan seseorang menjadi malas, karena terlalu lama bermain sosmed sehingga menjadi betah, dan tidak mau melakukan hal apapun. lama kelamaan kepribadian seseorang akan berubah dan tidak terdapat rasa sosial. Padahal kita sangat membutuhkan rasa sosial. 

Jadi pembentukan kepribadian itu juga bisa disebabkan oleh konsumsi sosial media yang mungkin berlebihan. Maka dari itu dalam penggunaan sosial media haruslah terbatas, agar kita dapat melakukan hal yang produktif lainnya. Boleh menggunakan sosial media namun secukupnya. Apalagi pada anak kecil dalam masa pertumbuhan yang harus lebih berhati-hati agar kedepannya tidak terpengaruh oleh sosial media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun