Mohon tunggu...
Agung Latief
Agung Latief Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Human Erorr of the circle T. Belajar, Belanja, Berseni. Oke fine

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selatan

3 Februari 2017   06:48 Diperbarui: 3 Februari 2017   06:55 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itupun aku berpindah kamar ketempat saudaraku yang sudah tidak ramai lagi kamarnya, karna kemarin itu sedang liburan, jadi ramai pengunjung. Teh Reisa namanya, aku menginap malam terakhirku disana. Lusa aku harus melanjutkan untuk mengejar prestasiku kembali.

Namun, ketika ingin tidur, aku terbayang wajah sang gadis itu, ini sungguh kelemahan ku sampai saat ini, kepada wanita muda, aku sangat gugup, hal ini secepatnya harus segera sirna, tidak bisa kalau dilanjutkan seperti ini terus, bisa-bisa, aku jadi tidak normal jika seperti ini. Percakapan yang bisa kamu simpulkan sendiri terus berputar didalam pikiranku, entah salah siapa aku tidak mengerti, menyalahkan hati, dia tidak bisa berbicara, menyalahkan diri, dia sudah melakukan yang terbaik dari apa yang telah disimpulkan. Yang jelas, semua kehidupan ini, pasti bisa dan akan berubah. Walaupun tidak ada lagi keadilan yang dapat diterima, tapi ketenangan dan kesederhanaan akan terus menyelimuti diri, dan menembus misteri-dunia yang memberikan tanda tanya, tanpa kepastian. Hari ini, adalah sekarang, yang akan menentukan esok-bagaimana. Lusa-adalah misteri, yang bisa direncanakan dengan keahlian yang kamu miliki.

Pagi harinya, aku terbangun, mencuci muka dan menyikat gigi dan berkaca pada kaca yang tertempel didinding kamar mandi. Setelahnya, aku langsung memesan nasi goreng, dan kembali kekamar. Sambil menyantap nasi goreng dengan sendok yang kupegang, tidak lama aku mengecek smartphone, ada banyak pemberitahuan dan satu pesan sms, hanya nomer yang terbaca di menu awal, tidak ada namanya, belum disave. Tangan kiri ku langsung membuka kunci dan pesan tersebut.

” ieu euis a, Muhun kamari euis eweuh diditu, aa ges balik atawa disantolo keneh? (ini euis, maaf kemarin teh euis ga ada di warung, kamu udah pulang atau masih di selatan nih?) kutipan pesan yang kubaca, dan membuatku sedikit kaget, dan aku langsung membalasnya

“nya euis, ieu keur ngadaang nasi goreng, masih di santolo yeuh, euis, sabi ketemu sebentar?”

selang 3-5 menit euis ngebales pesannya…..

“hayu atuh, 15 menitan deui, euis tunggu di kapal kayu deket pelelangan ikan nya”

Sekitar 13 menitan kemudian, Piring bekas nasi goreng aku bawa turun ketempat cuci piring, dan aku langsung berjalan kearah yang diberitau euis di sms tadi, tempat bertuliskan ‘pelelangan ikan skoy’, aku sudah berdiri di aula yang luas, dengan banyak umat manusia yang mengait rezeky dengan mengumbar hasil buruannya. Aku melewati nya, dan melontarkan mata kearah kapal-kapal kayu, terlihat gadis memakai jaket warna merah dengan kaos berwarna pink dan celana tidur. Aku menghampirinya, pelan-pelan.

“euis ya?”

“iya a, kadieu atuh duduk”

Kaki kanan ku melangkah, dan kaki kiriku berusaha menyusulnya dan terduduk aku berdua dengan euis, tidak lama aku berbicara, karna aku harus pulang. Kenapa ga dari kemaren merasakan momen kaya gini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun