Mohon tunggu...
agung nugroho
agung nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa 23107030112 UIN Sunan Kalijaga

bercerita lewat kata

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Merayakan Lebaran dengan Ziarah

15 April 2024   21:51 Diperbarui: 15 April 2024   23:29 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia merayakan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam agama mereka: Lebaran, atau yang lebih dikenal sebagai Idul Fitri. 

Lebaran bukan sekadar sebuah hari raya; ia melambangkan akhir dari bulan suci Ramadan, di mana umat Islam berpuasa dan beribadah dengan penuh pengabdian. Lebaran adalah momen puncak dari kesabaran, pengorbanan, dan spiritualitas yang dijunjung tinggi selama bulan Ramadan.

Sebagai salah satu perayaan penting dalam agama Islam, Lebaran tidak hanya merupakan waktu untuk bersukacita, tetapi juga untuk merenungkan dan bersyukur atas berkah yang telah diberikan. 

Tradisi-tradisi yang terkait dengan Lebaran mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan kepedulian terhadap sesama, yang merupakan inti dari ajaran Islam.

Namun, di balik kegembiraan dan keramaian Lebaran, terdapat sebuah aspek yang sering kali menjadi fokus utama bagi umat Islam: ziarah. Ziarah makam keluarga merupakan salah satu tradisi yang dilakukan dengan penuh pengabdian selama momen Lebaran.

Di tengah keramaian Lebaran, terdapat satu tradisi yang tetap teguh dipegang oleh banyak keluarga Muslim yaitu Ziarah, dalam konteks Lebaran, bukan sekadar perjalanan fisik menuju makam leluhur, tetapi sebuah bentuk penghormatan, pengabdian, dan refleksi spiritual yang mendalam.

Ziarah bukanlah sekadar tradisi lama yang terus dipertahankan, tetapi juga merupakan bagia dari identitas budaya dan agama di banyak masyarakat Muslim di Indonesia. 

Ziarah mencerminkan hubungan yang erat antara generasi yang hidup dan yang telah tiada, serta menunjukkan pentingnya mengenang dan menghormati leluhur.

Ziarah, dalam konteks perayaan Lebaran, tidak sekadar merupakan perjalanan fisik menuju makam leluhur, tetapi juga sebuah upaya spiritual yang mendalam untuk mengenang, menghormati, dan merayakan warisan spiritual yang telah ditinggalkan oleh para leluhur. 

Makna ziarah dalam perayaan Lebaran melampaui sekadar sebuah tradisi; ia mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, serta menguatkan ikatan emosional antara individu dengan leluhur dan komunitas mereka.

Pertama-tama, ziarah dalam konteks Lebaran menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap leluhur. Umat Islam percaya bahwa ziarah merupakan cara untuk memperbarui ikatan dengan leluhur yang telah meninggalkan dunia ini. Dengan mengunjungi makam mereka, umat Islam mengekspresikan rasa terima kasih atas kontribusi dan pengorbanan leluhur mereka, serta memperkuat ikatan spiritual dengan mereka.

Selain itu, ziarah juga merupakan momen refleksi dan introspeksi spiritual. Saat umat Islam mengunjungi makam leluhur mereka, mereka merenungkan makna kehidupan, tujuan mereka di dunia ini, dan bagaimana mereka dapat hidup sesuai dengan ajaran agama. 

Ziarah memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk berdoa, memohon ampunan, dan memperbarui komitmen mereka untuk menjalani hidup yang bermakna dan bermanfaat bagi sesama.

Selain itu, ziarah dalam perayaan Lebaran juga menguatkan ikatan keluarga dan komunitas. Kegiatan ini seringkali menjadi momen reuni keluarga yang membawa bersamaan generasi muda dan tua untuk mengenang leluhur bersama-sama. Melalui ziarah, ikatan keluarga diperkuat dan tradisi kebersamaan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Secara keseluruhan, ziarah dalam konteks perayaan Lebaran memiliki makna yang sangat dalam dalam kehidupan umat Islam. Ia tidak hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang membawa umat Islam lebih dekat kepada nilai-nilai kehidupan, ikatan dengan leluhur, dan solidaritas dalam komunitas. 

Dengan merayakan Lebaran melalui ziarah, umat Islam memperkuat hubungan dengan leluhur, memperdalam makna hidup mereka, dan mempererat ikatan keluarga serta komunitas mereka.

Di Tengah rasa senang dan keramaian yang ada pada hari lebaran saya Bersama kakak Perempuan saya menyempatkan untuk ber ziarah ke makam nenek saya yang telah berpulang dua tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 29 Juni 2022. Namun, sebelum saya dan kakak saya menuju ke makam saya dan kakak saya membeli kebutuhan yang diperlukan dalam berziarah yaitu bunga mawar.

Saya dan kakak Perempuan saya ber ziarah ke makam nenek saya yaitu pada sore hari sekitar pukul 16:00 WIB. Saya dan kakak Perempuan saya berangkat dengan jalan kaki, karena jarak rumah dan makam yang dekat dan tidak terlalu jauh. 

Ketika sudah sampai di makam nenek saya, saya Bersama kakak saya langsung duduk dan membersihkan rumput-rumput kecil yang sudah tubuh disekitar makam nenek saya.

selfi saya disamping makam nenek saya/dokpri
selfi saya disamping makam nenek saya/dokpri

Ditengah aktivitas membersihkan rumput, saya bertanya kepada kakak saya tentang bagaimana perasaan yang dirasakan kakak saya Ketika ditinggal pergi untuk selamanya dari salah satu orang terdekatnya, mengingat kedekatan kakak saya yang sangat dekat dengan nenek saya Ketika masih hidup sehat. Kemudian kakak saya menjawab "yang pasti sedih karena ditinggal salah satu orang terdekat dalam hidupnya, tetapi disisi lain Namanya juga manusia semua pasti akan tiada"

Kemudian saya juga bertanya kepada kakak saya mengenai mengapa setiap lebaran selalu menyempatkan waktunya untuk berziarah?, kemudian kakak saya menjawab "yang Namanya ditinggal pergi pasti juga da kangenya walaupun tidak bisa memeluk raga dan melihat fisiknya tapi setidaknya kita bisa mendoakan dan berkunjung dirumah terakhirnya".

potret kakak saya disamping makam nenek saya/dokpri 
potret kakak saya disamping makam nenek saya/dokpri 

Dari pertanyaan-pertanyaan yang saya tanyakan kepada kakak saya, ternyata banyak pesan yang bisa kita ambil.

Pesan yang bisa kita ambil ketika berziarah meliputi:

  • Hormati dan Kenang Jasa Leluhur: Berziarah adalah waktu yang tepat untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa leluhur kita. Mereka telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk siapa kita saat ini, dan menghargai mereka adalah tindakan yang sangat mulia.
  • Renungkan Makna Kehidupan: Ziarah mengajarkan kita untuk merenungkan makna kehidupan yang lebih dalam. Ketika kita berada di depan makam, kita disadarkan akan kesementaraan kehidupan ini dan pentingnya menghabiskan waktu dengan bijak, serta mempersiapkan diri untuk kehidupan di akhirat.
  • Jaga dan Lebih Hargai Keluarga: Ziarah juga mengajarkan kita untuk lebih menjaga dan menghargai keluarga kita. Momennya yang bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya membuat kita lebih menghargai hubungan yang telah Allah berikan kepada kita.
  • Bersyukur atas Berkat yang Diberikan: Ketika berziarah, kita juga diajak untuk bersyukur atas segala berkat yang telah diberikan kepada kita. Melihat kuburan dan merenungkan kehidupan leluhur yang telah berakhir, kita diingatkan akan pentingnya mensyukuri setiap momen yang kita miliki.
  • Ampuni dan Maafkan: Ziarah juga adalah waktu yang tepat untuk memberikan maaf dan memohon ampun. Melihat kuburan dan merenungkan kehidupan leluhur yang telah berlalu mengingatkan kita akan pentingnya memaafkan dan meminta maaf kepada sesama.

Dengan mengambil pesan-pesan tersebut, ziarah tidak hanya menjadi sekadar kunjungan fisik ke makam, tetapi juga menjadi momen yang penuh makna dan pembelajaran yang mendalam bagi kita sebagai individu dan sebagai umat manusia.

Mari kita merenungkan dan memperdalam pengalaman spiritual melalui ziarah. Ketika kita memasuki tempat peristirahatan terakhir leluhur kita, mari kita heningkan pikiran dan hati kita.

Di tengah keramaian Lebaran, ada keheningan yang menggema di sekitar makam, mengundang kita untuk menghentikan langkah sejenak dan merenung.

Di dalam kesunyian ini, mari kita merenungkan kebesaran Allah SWT, Sang Pencipta yang memberikan hidup dan mengambilnya kembali. Setiap makhluk hidup, termasuk kita, adalah titipan-Nya yang harus kita jaga dengan baik.

Kita juga bisa merenungkan tentang arti kehidupan. Apa yang sebenarnya menjadi tujuan kita di dunia ini? Apakah kita telah hidup sesuai dengan ajaran-Nya? Apakah kita telah memberikan yang terbaik bagi keluarga dan sesama?

Dan yang tak kalah penting, mari kita juga memohon ampun dan memaafkan. Kita semua manusia yang penuh kekurangan dan kesalahan. Mari kita saling memaafkan dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, karena kehidupan ini terlalu singkat untuk dipenuhi dengan dendam dan kebencian.

Dengan merenungkan dan memperdalam pengalaman spiritual melalui ziarah, kita akan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperkokoh ikatan dengan leluhur, dan memperbaharui komitmen untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran-Nya. 

Semoga ziarah tidak hanya menjadi kunjungan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang membawa kedamaian dan keberkahan bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun