Mohon tunggu...
Agung Nugroho
Agung Nugroho Mohon Tunggu... pegawai negeri -

orang fisika yang belajar meta fisika

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

KPSI, Contoh Buruk Ber-demokrasi

15 Januari 2013   15:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:19 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

http://www.terpopuler.net/sejarah-dan-perkembangan-demokrasi-di-indonesia.

Saya tidak berpanjang lebar dalam membahas konflik PSSI - KPSI, hanya mengutip darisalah satu situs : problem paling mendasar di hadapi negara yang sedang mengalami transisi menuju demokrasi adalah ketidak mampuan membetuk tata pemerintahan baru yang bersih, transparan dan akuntabel akibatnya legitimasi demokrsi menjadi lemah.

http://arenaku.com/sepak-bola-nasional/bajaj-bawa-kardus-kosong-pssi-ngungsi/.

Hanya mengingatkan, pada Saat Rejim NH mulai runtuh, semua berkasdiangkut dengan menggunakan bajaj untuk boyongan kekuningan. Sehingga setelah kekuasaan berpindah ke kubu Prof. Johar, tidak ada laporan serah terima dari NH ke Prof. Johar.Hasilnya adalah carut marutnya administrasi teknis maupun keuangan, dan berimbas dengan hancurnya prestasi sepak bola.

Kenapa hal ini dapat terjadi? Karena pada saat rejim NH tidak ada tata pemerintahan sepak bola yang bersih, transparan dan akuntabel, contohnya: Seorang Narapidana bisa mendudukijabatan Ketum PSSI pada saat itu, dengan demikian Statuta FIFA-pun dilangkahi.

Pelanggaran terhadap system yang esensial dari FIFA seperti di-copy-paste KPSI. Target 3 bulan penggulingan, gagal. Kongres ancol-hotel sultan : gagal. Bahkan Gugatan ke CAS : gagal juga. Setelah kegagalan tersebut, bukannya menurunkan tensi, akan tetapi KPSI tetap menjunjung manifesto point 7.

Analogi saya : Apabila tidak setuju dengan presiden terpilih, apakah kita jugamembuat Komite Penyelamat Republik Indonesia? MAKAR NAMANYA !

Alangkah sportifnya, jika gagal dalam perebutan kekuasaan, biarkanlah kekuasaan tersebut berganti sampai masa aktifnya pudar sendiri, siapkan diri andadalam perebutan tampuk kekuasaan PSSI 2015. Ini baru contoh ber-demokrasiyang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun