Mahasiswa KKN-T Universitas Nurul Huda yang terdiri dari Muhammad Sobiri, Bella Rosmanasari, Eksi Listari, Siti Rahmawati, Andewi Yunita Putri, Zulfa Laili, Bima Sakti, Agung Fernanda. Mengulik sejarah Makam Puyang Adu Manis. Mereka menyambangi bapak Nizar untuk mendampingi ziarah ke makam Puyang Adu Manis , Bapak Nizar merupakan salah satu tetua yang ada di Desa Adu Manis.
Sejarah singkat awal mula Desa Adu Manis dibawa oleh PUYANG KERIO DACHIM. Beliau adalah moyang asli desa adu manis yang melakukan penyebaran agama islam dengan berdakwah. Â Bagi masyarakat adu manis, nama PUYANG KERIO DACHIM sudah tidak asing lagi. Masyarakat adu manis mempercayai keyakinan yang disampaikan oleh moyang terdahulu bahwasanya "masyarakat asli adu manis yang perekonomiannya mengalami kesusahan jika masyarakat itu keluar dari desa adu manis maka akan sukses, tapi jika masyarakat adu manis tetap tinggal didesa adu manis maka perekonomian yang dialami masyarakat tidak berubah".
Suatu ketika datang lah seseorang dari pulau jawa bernama SAID ACHMAD AL IDROES SALAM dengan gelar TANJUNG IDROES SALAM adalah asli orang Cirebon yang diangkat menjadi saudara oleh PUYANG KERIO DACHIM. Gelar TANJUNG IDROES SALAM diberikan karena beliau datang dari Cirebon ke desa adu manis menggunakan perahu daun tanjung. Sejarah singkat diangkatnya SAID ACHMAD AL IDROES SALAM menjadi saudara PUYANG KERIO DACHIM "saya buang jarum ini ditengah laut kalau kamu bisa menyelam dan menemukannya maka kamu saya angkat menjadi saudara kandung".
Situs Makam puyang berada kurang lebih 4 km dari jalan lintas provinsi, terletak di sekitar area lahan perkebunan  Desa Adu Manis, kecamatan semendawai barat, kabupaten oku timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H