Mohon tunggu...
CONG SANTREH
CONG SANTREH Mohon Tunggu... Administrasi - Saya santri PPSMCH yang sekarang hijrah ke arah yang lebih baik guna berbakti pada ibu pertiwi.

Air

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Blusukan Tahun Abu vs Tahun Milenial

3 Agustus 2018   22:24 Diperbarui: 3 Agustus 2018   22:31 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan suara lirih, perempuan itu kembali bersuara menjawab pertanyaan Sayyidina Umar, Aku memasak batu-btu ini untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin Khattab itu. Ia tidak mau melihat ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi belum. Lihatlah aku. Aku seorang janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa.

Jadi anakku pun kusuruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rejeki, namun ternyata tidak. Sesudah magrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut yang kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan kuisi air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak.

Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar ia bangun dan menangis minta makan. Ibu itu diam sejenak. Kemudian ia melanjutkan, "Namun apa dayaku? Sungguh Umar bin Khattab itu tidak pantas jadi pemimpin. Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya."

Mendengar penuturan si Ibu seperti itu, Aslam akan menegur perempuan itu. Namun Sayyidina Umar sempat mencegah. Dengan air mata berlinang ia bangkit dan mengajak Aslam cepat-cepat pulang ke Madinah. Tanpa istirahat lagi, Sayyidina Umar segera memikul gandum di punggungnya, untuk diberikan kepada janda tua yang sengsara itu.

Karena Sayyidina Umar terlihat keletihan, Aslam berkata, "Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku saya yang memikul karung itu...."

Dengan wajah merah padam, Sayyidina Umar menjawab sebat, "Aslam, jangan jerumuskan aku ke dalam neraka. Engkau akan menggantikan aku memikul beban ini, apakah kau kira engkau akan mau memikul beban di pundakku ini di hari pembalasan kelak?"

Aslam tertunduk. Ia masih berdiri mematung, ketika terseok-seok Sayyidina Umar berjuang memikul karung gandum menuju ke tempat wanita dan anak-anaknya yang sedang kelaparan. Ketika sampai di tempat wanita tersebutk kemudian Sayyidina Umar meletakkan karung berisi gandum dan beberapa liter minyak samin ke tanah, kemudian memasaknya. Tatkala gandum tersebut sudah masak Sayyidina Umar meminta sang ibu membangunkan anaknya.

"Bangunkanlah anak untuk makan."

Anak yang kelaparan tersebut bangun dan makan dengan lahapnya. Anak tersebut kembali tertidur dengan perut yang telah kenyang.

"Wanita itu berkata, terimakasih, semoga Allah membalas perbuatanmu dengan pahala yang berlipat."

Sebelum pergi Sayyidina Umar berkata kepada wanita tersebut untuk datang menemui khalifah Umar bin Khattab RA, karena khalifah akan memberikan haknya sebagai penerima santunan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun